wmhg.org – JAKARTA. Saham Seri B PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) atas Saham Dengan Hak Suara Multipel (SDHSM) dengan kode GOTOM resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 November 2024.
GOTO sendiri memiliki dua jenis saham, yaitu Seri A yang merupakan saham biasa dan saham Seri B dengan SDHSM atau yang biasa dikenal dengan Multiple Voting Share (MVS).
Kedua seri saham itu dicatatkan di Papan Ekonomi Baru alias New Economy dengan kode tunggal, yaitu GOTO. Namun pada 12 November 2024, terjadi perubahan kode saham Seri B emiten teknologi ini.
Adapun saham Seri B merupakan saham MVS dicatatkan dengan kode GOTOM, sedangkan Seri A tetap memakai GOTO. Meski demikian, perpindahan dari pencatatan Papan Ekonomi Baru ke papan perdagangan lain.
Anissa menjelaskan saham Seri A dan saham Seri B sudah tercatat sejak GoTo melantai di bursa pada April 2022. Syarat dan ketentuan penjualan saham juga tidak mengalami perubahan.
Mengacu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 22/2021, saham MVS ini hanya bisa dijual kepada sesama pemegang saham MVS atau pihak yang sudah mendapatkan persetujuan RUPS untuk menjadi pemegang saham MVS.
Saham MVS ini akan berubah menjadi saham biasa jika, salah satunya karena pemegang saham MVS meninggal dunia, atau menjual ke pihak lain di luar pemegang saham MVS.
Rekomendasi & harga saham GOTO
Pada perdagangan Kamis 14 November 2024, harga saham GOTO ditutup di level 65, turun 2 poin atau 2,99% dibandingkan sehari sebelumnya. Sejak awal tahun, harga saham GOTO terakumulasi melemah 22 poin atau 25,29%.
Kiwoom Sekuritas rekomendasi beli saham GOTO dengan target harga di Rp 78. Saham GOTO mempunyai valuasi Price Book Value (PBV) yang menarik, jelas Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Abdul Aziz kepada Kontan, Kamis (14/11).
Di sisi lain, GOTO juga mencatatkan perbaikan kinerja pada tahun 2024 ini. Melansir laporan keuangan per 30 September 2024, GOTO meraup pendapatan bersih Rp 11,66 triliun per September 2023. Ini tumbuh 10,96% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 10,51 triliun.
Adapun rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 4,31 triliun per September 2024. Ini membaik 54,83% secara tahunan dari Rp 9,54 triliun per September 2023.
Pada periode Juli–September 2024, GOTO berhasil mencatatkan EBITDA Grup yang disesuaikan positif. Pada kuartal III-2024 saja, EBITDA Grup yang disesuaikan GOTO mencapai Rp 137 miliar.
Meski demikian, Aziz menilai GOTO masih perlu meningkatkan usahanya untuk bisa mencapai kinerja yang terbaik sehingga mampu bersaing ketat dengan kompetitor di luar Indonesia.
Baca Juga: Cek Harga Mobil BYD Atto, Dolphin & M6, Biaya Pemilikan Rp 500.000-an Per Bulan