wmhg.org – JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan calon emiten saham dengan nilai kapitalisasi jumbo pada November 2024, yakni PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). Setelah AADI, BEI menyampaikan ada dua perusahaan dengan nilai kapitalisasi jumbo yang akan melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) saham sebelum tutup tahun 2024.
AADI telah memulai masa penawaran awal (book building) untuk proses IPO. Tahapan ini berlangsung pada 12 hingga 18 November 2024. AADI menawarkan sebanyak 778.689.200 saham baru dengan nilai nominal Rp 3.125 per saham, yang mewakili 10% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Dalam masa book building, harga saham ditawarkan pada rentang Rp 4.590 hingga Rp 5.900 per saham. Dengan demikian, perusahaan berpotensi meraih dana hingga Rp 4,59 triliun.
Manajemen BEI mengungkapkan terdapat dua perusahaan berskala besar atau lighthouse company dalam pipeline pencatatan saham perdana (IPO).
Perusahaan mercusuar merujuk pada emiten dengan kapitalisasi pasar atau market cap minimal Rp 3 triliun dan kepemilikan saham publik (free float) setidaknya 15%.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyebutkan bahwa hingga kini satu perusahaan mercusuar sudah tercatat di bursa.
“Bursa optimistis perusahaan yang masuk dalam pipeline dengan kategori lighthouse tersebut dapat tercatat pada tahun ini serta memperoleh pendanaan yang optimal di pasar modal,” ujar Nyoman, Rabu (13/11).
Salah satu perusahaan yang telah melantai adalah PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII), bagian dari Grup Bakrie. Emiten ini resmi tercatat pada 2 Juli 2024 dengan harga IPO sebesar Rp 272 per saham.
Dengan total 15,82 miliar saham yang dicatatkan, kapitalisasi pasar ALII mencapai Rp 4,3 triliun.
ALII Chart by TradingView
BEI menargetkan minimal tiga lighthouse company melantai di bursa setiap tahun. Namun, untuk dua calon emiten lainnya yang saat ini berada dalam pipeline, BEI belum memberikan rincian lebih lanjut.
Nyoman optimistis, usainya pesta demokrasi serta stabilitas politik dan ekonomi Indonesia akan meningkatkan minat investor, baik domestik maupun asing, untuk berinvestasi di perusahaan berskala besar ini.
Stabilitas tersebut, menurutnya, menjadi katalis positif bagi pertumbuhan pasar modal Indonesia.
Tonton: Aliran Dana investasi Masyarakat ke Komoditas Bitcoin Makin Deras