wmhg.org – NEW YORK. Harga emas spot pada akhir pekan, Jumat (15/11), memudar dan berada di jalur penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari tiga tahun.
Harga emas menyusut karena ekspektasi pemangkasan suku bunga yang kurang agresif oleh Federal Reserve AS mengangkat dolar AS, sehingga mengurangi daya tarik emas batangan di kalangan investor.
Harga emas spot turun 0,1% menjadi US$ 2.565,49 per ons troi pada pukul 01:44 p.m. ET (1842 GMT), Jumat (15/11). Harga emas telah turun lebih dari 4% pada minggu ini, menyentuh level terendah sejak 12 September.
Adapun, harga emas berjangka AS ditutup turun 0,1% di level US$ 2.570,10 per ons troi.
Mata uang dolar AS bersiap untuk kenaikan mingguan terbesarnya dalam lebih dari sebulan, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury memperpanjang kenaikan setelah data menunjukkan penjualan ritel di ekonomi terbesar dunia itu naik lebih dari yang diharapkan bulan lalu.
Semua ketidakpastian, khususnya ketidakpastian jangka pendek telah dihilangkan dari campuran. Sekarang emas hanya kembali ke fundamental dasar, kata Alex Ebkarian, kepala operasi di Allegiance Gold seperti dikutip Reuters.
Para ekonom percaya rencana kebijakan tarif dari Presiden terpilih AS Donald Trump akan memicu inflasi, yang berpotensi memperlambat siklus pelonggaran suku bunga Fed.
Suku bunga yang lebih tinggi membuat kepemilikan emas menjadi kurang menarik karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Berbicara pada Kamis (14/11), Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral AS tidak perlu terburu-buru menurunkan suku bunga.
Pasar sekarang melihat peluang 62% untuk penurunan suku bunga 25 basis poin pada bulan Desember, turun dari 83% sehari sebelumnya, menurut alat CME Fedwatch.
Sejauh ini emas telah terdampak negatif oleh pemilihan Trump tetapi ini dapat berubah jika ada beberapa ketidakpastian lagi yang dapat muncul kembali dalam jangka menengah, kata analis pasar Kinesis Money Carlo Alberto De Casa.