wmhg.org – JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berhasil memperbaiki kinerja pada semester I 2024. Perusahaan kontruksi pelat merah ini membalik rugi menjadi laba di paruh pertama tahun ini.
Melansir laporan keuangan, WIKA membukukan laba bersih Rp 401,95 miliar di semester I 2024. Raihan ini berbalik dari posisi rugi Rp 1,88 triliun pada semester I 2023 dan rugi sebesar Rp 1,13 triliun pada kuartal I 2024.
Sayangnya, dari sisi pendapatan WIKA malah mencatatkan penurunan 18,58% di paruh pertama tahun ini. Perseroan membukukan pendapatan bersih Rp 7,53 triliun. Padahal di periode yang sama tahun lalu bisa mengantongi Rp 9,25 triliun.
Secara rinci, pendapatan WIKA mayoritas disumbang segmen infrastruktur dan gedung sebesar Rp 3,46 triliun. Lalu, segmen industri Rp 2,29 triliun, segmen energi dan industrial plant Rp 1,2 triliun, serta segmen hotel Rp 421,01 miliar.
Beban pokok pendapatan WIKA tercatat Rp 6,88 triliun di semester I 2024, turun dari Rp 8,4 triliun di periode sama tahun lalu. Alhasil, laba bruto WIKA tercatat Rp 645,52 miliar di akhir Juni 2024, turun dari Rp 779,03 miliar per Juni 2023.
WIKA berhasil mencatatkan penghasilan lain-lain sebesar Rp 4,28 triliun di akhir Juni, naik dari Rp 296,76 miliar di periode sama tahun lalu.
Sayangnya, WIKA jadi mencatatkan rugi ventura bersama Rp 1,07 triliun di periode ini. Padahal, pada semester I 2023 perseroan masih mencatatkan laba ventura bersama Rp 60,57 miliar.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito mengatakan, eksekusi proyek mulai menunjukkan hasil sesuai dengan rencana perseroan. Hal itu tercermin melalui kinerja operasi inti perseroan yang menunjukkan peningkatan.
“Gross Profit Margin (GPM) segmen Infrastruktur & Gedung serta EPCC sebesar 8,4% dan 9,9% pada kuartal II 2024, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,2% dan 7,9%,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (30/8).
WIKA Chart by TradingView
Perseroan juga berhasil mencatatkan penurunan piutang sebesar 15,3% dari posisi Rp 8,40 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp 7,11 triliun pada kuartal II 2024. Hal ini diakui sejalan dengan upaya serius perseroan dalam menjalankan salah satu langkah 8 stream penyehatan yaitu percepatan penagihan piutang.
“Perkuatan kinerja operasi WIKA dapat tercapai atas upaya perseroan dalam menjalankan lean construction dan digitalisasi serta terus mengupayakan efisiensi operasi di seluruh proyek berjalan,” paparnya.
Agung menuturkan, dukungan para stakeholders dan pemerintah dalam upaya penyehatan keuangan perseroan selama ini membuat WIKA optimis untuk menjawab tantangan di masa mendatang.
Perbaikan kinerja perseroan juga terlihat dari rasio utang berbunga terhadap ekuitas (Gearing Ratio) dan Debt to Equity Ratio (DER) WIKA yang tercatat sebesar 2,31 kali dan 3,23 kali pada kuartal II 2024. Ini menurun dibandingkan posisi kuartal II 2023 yang sebesar 3,86 kali dan 5,89 kali.
“Hal ini diraih berkat dukungan seluruh stakeholders dan pemerintah dalam memperkuat struktur permodalan serta upaya perseroan untuk terus fokus terhadap kas,” tutupnya.