wmhg.org – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan memulai perdagangan dari posisi 7.496,09 pada hari ini (7/10). Level ini didapat usai IHSG ditutup melemah 0,63% pada perdagangan Jumat (4/10).
Equity Analis PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi memprediksi potensi pasar pada sepekan mendatang yakni 7-11 Oktober 2024. Dia mengimbau para trader untuk memantau tiga sentimen utama pasar yakni data inflasi Amerika Serikat (AS), kelanjutan perang di Timur Tengah dan Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia.
Terkait sentimen data inflasi AS. Pada pekan ini pasar akan fokus pada data inflasi AS yang akan dirilis pada Kamis, 10 Oktober 2024 pukul 19.30 WIB. Data ini akan sangat memengaruhi kebijakan The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya khususnya untuk meeting di November dan Desember 2024 mendatang, kata Imam dalam risetnya, Minggu (6/10).
Data inflasi AS pada bulan Agustus berada di angka 2,5% year on year (YoY) dan diproyeksikan turun ke 2,3% (YoY) mendekati target The Fed di 2%. Sehingga jika nanti data yang dirilis sesuai dengan ekspektasi pasar atau lebih rendah, tentunya akan menjadi katalis positif bagi pasar.
Selain data inflasi tahunan, imbuh Imam, data inflasi bulanan AS juga tidak kalah penting untuk melihat progres dalam time frame yang lebih pendek, dimana inflasi bulanan AS diproyeksikan akan turun ke 0,1% (MoM) dari periode sebelumnya di 0,2%(MoM).
Selanjutnya masih ada sentimen kelanjutan perang di Timur Tengah. Ketegangan yang terjadi di Timur Tengah masih menjadi topik yang perlu diperhatikan pada pekan ini.Â
Hingga Minggu, 6 Oktober 2024 masih terjadi serangan beruntun yang melanda pinggiran selatan Beirut. Serangan ini terjadi setelah beberapa hari pengeboman oleh Israel terhadap pinggiran Beirut yang dianggap sebagai benteng bagi kelompok bersenjata Hezbollah yang didukung Iran, yang mengakibatkan kematian pemimpin mereka, Sayyed Hassan Nasrallah.Â
Berlanjutnya perang ini berpotensi membuat harga minyak naik lagi dan ada probability dapat mempengaruhi laju inflasi sehingga menjadi sentimen yang buruk bagi ekonomi. Namun di sisi lain, emiten-emiten yang bergerak di industri migas akan diuntungkan atas kenaikan harga minyak ini, ujarnya.
Sementara itu dari sentimen domestik, Indonesia akan merilis data Consumer Confidence atau Indeks Keyakinan Konsumen. Data ini dapat menjadi rujukan untuk melihat bagaimana point of view konsumen terhadap beberapa indikator seperti kondisi ekonomi saat ini, prospek ekonomi, ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi pendapatan untuk saat ini dan 6 bulan ke depan.Â
Berikut rekomendasi 3 saham untuk trading pekan ini dari IPOT:
1. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)Â Â
Analisis: PT Bumi Resources Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara dan minyak bumi. Kenaikan harga minyak yang akhir-akhir ini terjadi, dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap perusahaan batu bara dan minyak bumi seperti BUMI.Â
- Rekomendasi: Buy on breakout
- Support: Rp 156
- Resistance: Rp 132
2. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
Analisis: Adanya sentimen perang yang terjadi di Timur Tengah dapat mengubah keputusan investasi pelaku pasar, dari sebelumnya pasar berinvestasi pada sektor yang agresif berubah haluan ke sektor yang lebih defensif seperti consumer non cyclical salah satunya adalah ICBP.
- Rekomendasi: Buy
- Support: Rp 12.875
- Resistance: Rp 11.825
3. PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
Analisis: Harga minyak sawit mendekati level tertinggi dalam 6 bulan didorong oleh naiknya kontrak kedelai Chicago dan melemahnya ringgit Malaysia terhadap dolar AS. Kemudian India, sebagai importir utama CPO terdapat permintaan yang kuat dalam jangka pendek menjelang musim perayaan Diwali, seiring dengan dampak peningkatan bea masuk yang mulai mereda. Kenaikan ini juga tidak terlepas dari meningkatnya kekhawatiran bahwa konflik yang lebih luas di Timur Tengah yang dapat mengganggu rantai pasok di wilayah tersebut.Â
- Rekomendasi: Buy
- Support: Rp 1.100
- Resistance: Rp 995