wmhg.org – JAKARTA. Pemerintah mematok asumsi nilai tukar rupiah sebesar Rp 16.100 per dolar Amerika Serikat (AS) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Asumsi nilai tukar tersebut lebih lemah bila dibandingkan dengan outlook nilai tukar rupiah dalam APBN 2024 sebesar Rp 15.900 – Rp 16.100 per dolar AS.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyampaikan, asumsi nilai tukar rupiah yang masih melemah tersebut adalah bentuk kehati-hatian pemerintah.
“(Asumsi rupiah ditargetkan masih lemah) Itu kita bentuk kehati-hatian saja,” tutur Febrio kepada awak media, Jumat (16/8).
Meski begitu, Febrio melihat dalam jangka pendek peluang menguatnya nilai tukar rupiah cukup besar, sejalan dengan arah penurunan suku bunga The Fed pada akhir 2024.
“Sehingga bahkan sebelum itu terjadi pun pasar sebenarnya sudah mulai priced in,” tambahnya.
Untuk diketahui, nilai tukar rupiah di pasar spot rebound hingga akhir perdagangan hari ini. Jumat (16/8), rupiah spot ditutup di level Rp 15.693 per dolar Amerika Serikat (AS).
Ini membuat rupiah menguat 0,05% dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp 15.700 per dolar AS. Pergerakan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia.