wmhg.org – JAKARTA. Pemerintah bersama Komisi XI DPR RI menyepakati asumsi suku bunga surat berharga negara (SBN) 10 tahun sebesar 7,0%, turun dari usulan pemerintah sebesar 7,1% dalam RAPBN 2025.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menilai, asumsi suku bunga SBN 10 tahun sebesar 7,0% tersebut berpotensi melampaui target. Hal ini karena Debt Service Ratio (DSR) pada 2025 dan 2026 diperkirakan akan melewati 44%,
“Pasar akan memerlukan tambahan return untuk mengkompensasi tambahan risiko. Ini juga tergantung dari jumlah SBN yang diterbitkan dan strategi penerbitannya,” tutur Samirin kepada Kontan, Rabu (28/8).
Meski begitu, Ia belum bisa memprediksi berapa jumlah kenaikan suku bunga pada tahun depan, yang jelas kaya dia, DSR di atas 30% dianggap terlalu tinggi.
Untuk diketahui, pemerintah berencana menerbitkan utang baru melalui SBN sebesar Rp 642,56 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Mengutip Buku II Nota Keuangan RAPBN 2025 disebutkan, penerbitan SBN tersebut naik 42,2% jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2024 sebesar Rp 451,85 triliun.
Sementara itu, imbal hasil alias yield SBN tenor 10 tahun pada 2025 direncanakan sebesar 7,1%. Target tersebut lebih tinggi dari target APBN 2024 yang sebesar 6,7%.