wmhg.org – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar petani (NTP) mencapai 119,61 pada Juli 2024. Nilai tukar petani ini naik 0,70% bila dibandingkan bulan sebelumnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, kenaikan nilai tukar petani terjadi karena indeks harga terima petani (It) naik sebesar 0,31% atau mencapai 144,61. Komoditas utama penyumbangnya adalah gabah, cabai rawit, kelapa sawit, dan kopi.
“Sedangkan indeks harga bayar petani (Ib) mencapai 120,91 atau turun 0,39%,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Kamis (1/8).
Komoditas utama penyumbang indeks harga bayar petani (Ib) adalah bawang merah, cabai merah, tomat sayur, dan kacang panjang.
Adapun peningkatan nilai tukar petani tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan yang naik 2% atau menjadi 108,32. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 1,60%, sedangkan indeks harga bayar petani (Ib) mengalami penurunan 0,39%.
Sementara itu, penurunan nilai tukar petani yang terdalam terjadi pada subsektor hortikultura yang turun sebesar 4,16%. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) turun 4,46%, lebih dalam dari indeks harga bayar petani (Ib) yang turun 0,31%.
“Komoditas yang dominan mempengaruhi indeks harga diterima petani (It) adalah bawang merah cabai merah tomat dan kol kubis, karena seiring harga tersebut mengalami penurunan,” ungkapnya.
Asal tahu saja, nilai tukar petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.