wmhg.org – BAKU. Jumlah negara yang tertarik bergabung dalam kelompok BRICS semakin bertambah.
Pada Selasa (20/8/2024), Azerbaijan secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan blok ekonomi berkembang BRICS.
Pengajuan tersebut dilakukan sehari setelah kunjungan pemimpin Rusia Vladimir Putin ke negara Kaukasus Selatan yang kaya minyak itu demi memperkuat hubungan regional dan mengamankan rute perdagangan Moskow yang sedang tertekan.
Melansir AP, pengumuman dari kementerian luar negeri di ibu kota Azerbaijan, Baku, muncul saat aliansi BRICS mengalami perluasan besar.
Selama lebih dari satu dekade, blok tersebut hanya mencakup lima negara: Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Namun demikian, Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab bergabung pada bulan Januari. Selain itu, Arab Saudi mengatakan bahwa mereka juga mempertimbangkan untuk melakukan hal serupa.
Kelompok tersebut telah mencakup beberapa produsen minyak terbesar di dunia, dan menyumbang lebih dari seperempat PDB dunia.
Anggotanya, Rusia dan Iran, telah mengalami hubungan yang tegang dengan Barat akibat perang Moskow terhadap Ukraina dan kebijakan regional Iran.
Hubungan bisnis menjadi agenda utama selama pertemuan antara Putin dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev pada hari Senin.
Aliyev mengumumkan bahwa US$ 120 juta telah dialokasikan untuk meningkatkan transportasi kargo antara kedua negara.
Azerbaijan memang sudah lama tertarik untuk bergabung dengan BRICS.
Mengutip Anadolu Agency, ketertarikan Azerbaijan untuk bergabung dengan BRICS dinyatakan dalam sebuah deklarasi bersama dengan China tentang pembentukan kemitraan strategis antara kedua negara, yang ditandatangani selama pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai di Astana awal bulan lalu.
Pernyataan tersebut menyatakan keinginan Azerbaijan untuk bergabung dengan BRICS dan mengindikasikan bahwa China menyambut baik permintaan ini.
AP melaporkan, menurut ilmuwan politik Zardusht Alizade, Putin semakin bergantung pada negara-negara seperti Azerbaijan untuk mengakses pasar global karena sanksi yang dijatuhkan pada Moskow atas tindakannya di Ukraina.
Bagi Azerbaijan, mempertahankan niat baik Moskow penting bagi keamanan nasional atas ketegangan dengan negara tetangga Armenia, kata Alizade.
Rusia telah lama menjadi sponsor dan sekutu Armenia sejak jatuhnya Uni Soviet. Namun hubungan antara mereka menjadi semakin tegang sejak September 2023, ketika militer Azerbaijan menguasai wilayah Karabakh, mengakhiri tiga dekade pemerintahan separatis etnis Armenia.
Armenia menuduh pasukan penjaga perdamaian Rusia yang dikerahkan ke wilayah tersebut gagal menghentikan serangan Azerbaijan.
Moskow, yang memiliki pangkalan militer di Armenia, berpendapat bahwa pasukannya tidak memiliki mandat untuk campur tangan.