Jakarta, wmhg.org Indonesia – Pendiri Alibaba Jack Ma mengumumkan akan mengirimkan 500.000 test kits untuk deteksi virus corona COVID-19 dan 1 juta masker ke AS. Presiden Donald Trump baru saja mendeklarasikan darurat nasional corona.
Sumbangan ini akan dikirimkan melalui lembaga nirlaba Jack Ma bernama Alibaba Foundation. Lembaga ini juga menyalurkan sumbangan ke negara-negara yang terkena virus ini seperti Jepang, Italia, Iran dan Spanyol.
-
Corona Berasal dari Meteor yang Meledak di China?
-
Corona: 300.000 Karyawan Google Tak Ngantor, Twitter 4.900
-
Anies Ungkap Peta Sebaran Corona Di Jakarta, Terbanyak Jaksel
Donasi ini dikirimkan setelah AS mengalami penundaan pengecekan corona karena laboratorium kekurangan bahan.
Berdasarkan pengalaman negara saya, pengujian cepat dan akurat serta peralatan perlindungan yang memadai untuk para profesional media paling efektif untuk mencegah penyabaran virus, ujar Jack Ma seperti dilansir dari South China Morning Post, Sabtu (14/3/2020). Kami berharap sumbangan kami dapat membantu AS melawan pandemi!
Pada Jumat lalu, Trump mendeklarasikan darurat nasional corona. Deklarasi ini diumumkan langsung oleh Donald Trump di Gedung Putih.
Dengan deklarasi, pemerintah Federal akan bisa menggunakan dana bantuan darurat hingga US$50 miliar. Beberapa wilayah di AS telah menerapkan aturan ketat untuk membendung penyebaran corona. Contohnya, melarang pertemuan besar, melarang acara olahraga hingga menutup sekolah.
Deklarasi ini akan membuat rumah sakit, laboratorium, dan lembaga kesehatan ini menyediakan tambahan 500.000 tes virus corona tambahan mulai awal pekan depan. Dalam satu bulan tambahan tes tersebut bisa mencapai 5 juta.
Bunga pinjaman untuk biaya pendidikan akan dihentikan sementara hingga pemberitahuan selanjut guna meringankan beban pelajar dan mahasiswa yang perguruan tingginya ditutup.
Sudah ada 1.701 warga AS yang terkonfirmasi positif corona dan 40 orang meninggal. Trump juga telah menerbitkan larangan warga AS bepergian ke Eropa karena Italia kini menjadi pusat penyebaran virus corona terbesar ke dua setelah China.