wmhg.org – WASHINGTON. Pada Minggu (13/10/2024), Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka akan mengirim ke Israel sebuah sistem antirudal canggih dan pasukan AS untuk mengoperasikannya. Ini merupakan upaya untuk memperkuat pertahanan udara negara itu setelah serangan rudal oleh Iran.
Melansir Reuters, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa ia mengirim sistem itu untuk membela Israel.
Juru bicara Pentagon Pat Ryder mengatakan bahwa penempatan baterai Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) akan melengkapi sistem pertahanan udara terpadu Israel.
Ini adalah bagian dari penyesuaian yang lebih luas yang telah dilakukan militer AS dalam beberapa bulan terakhir, untuk mendukung pertahanan Israel dan melindungi warga Amerika dari serangan Iran dan milisi yang berpihak pada Iran, kata Ryder dalam sebuah pernyataan.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi memperingatkan sebelumnya pada hari Minggu bahwa Amerika Serikat membahayakan nyawa pasukannya dengan mengerahkan mereka untuk mengoperasikan sistem rudal AS di Israel.
Meskipun kami telah melakukan upaya luar biasa dalam beberapa hari terakhir untuk menahan perang habis-habisan di wilayah kami, saya katakan dengan jelas bahwa kami tidak memiliki batasan dalam membela rakyat dan kepentingan kami, tulis Araqchi di X.
Iran meluncurkan rudal dan pesawat nirawak ke Israel pada bulan April. Kemudian pada tanggal 1 Oktober, Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel di tengah meningkatnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon.
Banyak rudal yang dicegat saat terbang, tetapi beberapa berhasil menembus pertahanan rudal.
Mengutip BBC, AS sebelumnya mengirim THAAD ke Timur Tengah setelah Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober tahun lalu. Sebelumnya, AS mengirim system antirudal THAAD ke Israel pada tahun 2019 untuk pelatihan dan latihan pertahanan udara.
Israel telah secara dramatis meningkatkan kampanyenya melawan Hizbullah yang didukung Iran dalam beberapa minggu terakhir, dengan melakukan serangan udara mematikan di Lebanon selatan dan timur serta di beberapa bagian Beirut.
Sebelumnya, Israel dan Hizbullah telah saling tembak lintas batas hampir setiap hari sejak Oktober lalu, ketika Hizbullah mulai menembaki Israel yang katanya merupakan bentuk dukungan bagi warga Palestina di Gaza. Israel mengatakan akan berhenti menembak jika ada gencatan senjata di Gaza.
Namun, upaya internasional untuk membuat Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata di Gaza sejauh ini gagal.