wmhg.org – Rencana Australia membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terbesar di dunia sepertinya akan segera terwujud setelah pemerintahnya menyetujui proyek pengadaan dengan nilai sekitar US$ 19 miliar.
Pemerintah Australia pada hari Rabu (21/8) memberikan persetujuan untuk proyek senilai 30 miliar dolar Australia.
Nantinya akan dibangun kawasan pembangkit listrik tenaga surya besar di wilayah terpencil di Australia utara. Energinya akan disalurkan ke Singapura melalui kabel bawah laut.
Mengutip AP News, perusahaan Sun Cable berencana membangun PLTS seluas 12.400 hektar dan menyalurkan listrik ke kota Darwin di Australia utara melalui saluran transmisi udara sepanjang 800 kilometer.
Energi yang dikumpulkan kemudian akan disalurkan kembali ke pelanggan industri skala besar di Singapura melalui kabel bawah laut sepanjang 4.300 kilometer.
Rencana yang ada dalam proyek Australia-Asia PowerLink ini bertujuan untuk menghasilkan hingga enam gigawatt listrik ramah lingkungan setiap tahunnya.
Menteri Lingkungan Hidup Australia, Tanya Plibersek, yakin bahwa program ini akan membuat Australia menjadi negara adidaya di sektor energi terbarukan. Dirinya juga yakin ekonomi Australia akan sangat terbantu oleh proyek ini.
Proyek besar ini merupakan bagian dari infrastruktur yang menentukan generasi. Ini akan menjadi kawasan tenaga surya terbesar di dunia dan menjadikan Australia sebagai pemimpin dunia dalam energi ramah lingkungan, kata Plibersek.
Rencana ambisius ini pertama kali disorot selama kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Singapura saat itu, Lee Hsien Loong, ke Australia pada tahun 2022.
Pada Januari 2023, proyek ini sempat dinyatakan gagal karena Sun Cable menghadapi perselisihan pendanaan antara Forrest dan Cannon-Brookes.
Saat ini Sun Cable yakin bahwa pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia itu akan mampu memasok listrik pada awal tahun 2030-an.