wmhg.org – JAKARTA. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyatakan bahwa ia tidak mengharapkan Iran melakukan serangan balasan terhadap Israel sebagai respons terhadap pembunuhan pemimpin Hamas dan Hizbollah, asalkan kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengamankan pembebasan sandera Israel tercapai.
Washington telah bersiap menghadapi kemungkinan serangan dari Tehran atau proksi-proksinya terhadap Israel sebagai balasan atas pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, di Teheran, dan Fuad Shukr, kepala militer Hizbollah, di Beirut.
Untuk itu, AS telah mengirimkan tambahan kapal perang dan jet tempur ke Timur Tengah untuk membantu Israel mengatasi potensi serangan.
Baca Juga: Harga Minyak Naik, Imbas Kekhawatiran Perang Timur Tengah dan Penurunan Stok AS
Upaya Diplomatik dan Mediasi
Pemerintahan Biden meningkatkan upaya diplomatik untuk mencegah atau membatasi kemungkinan balasan Iran. Brett McGurk, pejabat utama Timur Tengah dari Gedung Putih, telah melakukan perjalanan ke Mesir dan Qatar, sementara penasihat senior Amos Hochstein akan berada di Lebanon.
Bersama dengan Mesir dan Qatar, AS merencanakan pembicaraan gencatan senjata pada hari Kamis, berusaha mendesak Israel dan Hamas untuk mencapai kesepakatan mengenai pembebasan sandera Israel yang masih berada di Gaza dan mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 10 bulan.
Tanggapan Hamas dan Posisi Iran
Hamas telah menuduh Israel berusaha memperpanjang pembicaraan tanpa niat untuk mencapai kesepakatan dan meminta mediator untuk memaksa pemerintah Israel menerapkan rencana yang diusulkan Biden pada akhir Mei. Pihak AS, Mesir, dan Qatar sedang berusaha mengarahkan negosiasi untuk mengakhiri konflik dan mencapai kesepakatan.
Seorang sumber yang akrab dengan situasi menyatakan bahwa tampaknya ada perdebatan internal di Iran mengenai cara merespons pembunuhan tersebut dan bahwa Tehran akan berhati-hati dalam mempersiapkan tanggapannya.
Hal ini kontras dengan April lalu ketika Iran menyiarkan serangan langsung pertamanya terhadap Israel dari wilayahnya sebagai balasan atas serangan Israel terhadap fasilitas diplomatik Iran di Suriah.
Baca Juga: Serangan Israel Semakin Intensif Terhadap Sekolah-Sekolah di Gaza
Kampanye Psikologis dan Penjualan Senjata
Sumber dalam rezim Iran mengungkapkan bahwa mereka sengaja menjaga kerahasiaan rencana balasan mereka sebagai bagian dari kampanye perang psikologis untuk membuat militer, keamanan, dan kemampuan logistik Israel tetap waspada, serta mencegah warga wilayah pendudukan merasakan ketenangan.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS pada hari Selasa menginformasikan Kongres tentang penjualan senjata senilai $20 miliar kepada Israel, termasuk jet tempur, rudal udara-ke-udara canggih, dan amunisi tank. Penjualan ini merupakan kontrak jangka panjang dan barang-barang tersebut diperkirakan akan tiba dalam beberapa tahun ke depan.