wmhg.org – JAKARTA. Bill Ackman, CEO Pershing Square Capital Management, dikenal sebagai salah satu investor paling berpengaruh dalam beberapa dekade terakhir.
Namun, salah satu keputusan investasinya yang paling mencolok adalah menjual saham Netflix (NASDAQ: NFLX) terlalu dini, yang menyebabkan kerugian besar dan peluang keuntungan yang terlewatkan.
Langkah Berani di Awal: Membeli Saham Netflix
Pada Januari 2022, Pershing Square menginvestasikan sekitar US$1,1 miliar untuk membeli lebih dari 3,1 juta saham Netflix, menjadikannya salah satu dari 20 pemegang saham terbesar di perusahaan streaming tersebut. Pada saat itu, harga saham Netflix rata-rata berada di US$383,69 per lembar.
Baca Juga: Satu Acara Netflix Ini Selamatkan Perusahaan, Ubah Jadi Bisnis Bernilai US$366 Miliar
Namun, keputusan ini menghadapi ujian besar ketika Netflix melaporkan kerugian bersih 200.000 pelanggan pada kuartal pertama 2022, untuk pertama kalinya sejak 2011. Harga saham Netflix anjlok hingga US$174 per lembar pada April 2022.
Sebagai tanggapan, Netflix mengumumkan rencana untuk memperkenalkan paket beriklan dan memperketat aturan berbagi kata sandi. Langkah ini memicu keraguan pada Ackman tentang prospek jangka panjang perusahaan, yang menyebabkan ia menjual seluruh saham Netflix milik Pershing Square pada 20 April 2022.
Kerugian Besar dari Keputusan Penjualan Dini
Keputusan Ackman untuk keluar dari Netflix datang dengan harga mahal. Penjualan saham tersebut menyebabkan kerugian sekitar US$400 juta. Namun, dampak lebih besar terlihat dalam peluang keuntungan yang terlewatkan.
Saat ini, harga saham Netflix telah melonjak ke US$955,85 per lembar (per 23 Januari 2025), meningkat 149,12% sejak pembelian awal Ackman. Jika Pershing Square mempertahankan investasinya, nilai US$1,1 miliar tersebut akan tumbuh menjadi sekitar US$2,74 miliar.
Keuntungan yang Terlewatkan:
- Kerugian nyata: US$400 juta (Rp 6,4 triliun).
- Potensi keuntungan: US$1,64 miliar (Rp 25,7 triliun), jika saham tidak dijual.