wmhg.org – JAKARTA. Bandara Changi Singapura, yang terkenal sebagai salah satu bandara terbaik di dunia, terus berinovasi untuk meningkatkan pengalaman pelancong.
Salah satu langkah terbaru adalah penerapan sistem imigrasi tanpa paspor, yang memungkinkan penumpang melewati pemeriksaan imigrasi menggunakan biometrik wajah dan iris mata.
Mulai 5 Agustus, sistem ini akan diujicobakan di Terminal 3 dan secara bertahap diperluas ke semua terminal dan Marina Bay Cruise Centre. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang implementasi, manfaat, dan dampak dari sistem ini.
Baca Juga: Harga Tiket Penerbangan ke Singapura akan Lebih Mahal di 2026, Ini Alasannya
Implementasi Sistem Imigrasi Tanpa Paspor
Mulai 5 Agustus, penduduk Singapura dapat menggunakan jalur otomatis di Terminal 3 Bandara Changi hanya dengan menggunakan biometrik wajah dan iris mata. Langkah ini merupakan bagian dari uji coba sistem pemeriksaan tanpa paspor yang bertujuan untuk mempercepat proses imigrasi dan meningkatkan efisiensi.
Sistem ini akan diperluas ke semua terminal di Bandara Changi pada akhir September, dan ke Marina Bay Cruise Centre pada bulan Desember. Dengan demikian, pelancong dapat menikmati proses imigrasi yang lebih cepat dan efisien di berbagai lokasi di Singapura.
Proses pemeriksaan ini mengurangi waktu yang dibutuhkan oleh pelancong untuk melewati imigrasi hingga 40 persen. Semua pelancong akan dapat menggunakan jalur otomatis untuk pengurusan imigrasi, kecuali anak-anak di bawah usia enam tahun karena ciri fisik dan biometriknya masih berkembang sehingga autentikasinya mungkin tidak andal.
Pemeriksaan Imigrasi dengan Kode QR di Perbatasan Malaysia
Selain di bandara dan pelabuhan, Singapura juga memperkenalkan sistem pengurusan imigrasi dengan kode QR di perbatasan darat dengan Malaysia. Sistem ini telah diperkenalkan secara bertahap sejak Maret 2024 dan akan diperluas untuk pengendara sepeda motor dan pembonceng pada 15 Agustus.
Pengemudi kendaraan kargo dan asisten pendamping akan mulai menggunakan sistem ini pada akhir bulan tersebut.
Baca Juga: Ada Kebijakan Bioavtur, Harga Tiket Penerbangan ke Singapura akan Lebih Mahal di 2026
Manfaat dan Efisiensi
Inisiatif ini diharapkan menghemat waktu sekitar 30 persen bagi para pelancong di pos pemeriksaan darat untuk melewati imigrasi. Saat ini, lebih dari 70 persen penumpang mobil dan pengemudi bus menggunakan kode QR untuk pemeriksaan imigrasi, menunjukkan efisiensi dan kepraktisan sistem ini.
Singapura adalah negara pertama di dunia yang menerapkan pengurusan tanpa token dalam skala besar. Asisten Komisaris Phua Chiew Hua, wakil direktur divisi operasi ICA, menyatakan bahwa inovasi ini menunjukkan komitmen Singapura dalam meningkatkan efisiensi dan kenyamanan bagi para pelancong.