wmhg.org – Penjualan global kendaraan listrik penuh dan hibrida plug-in naik sebesar 21% per tahun pada bulan Juli 2024.
Menurut firma riset pasar Rho Motion pada hari Senin (12/8/2024), lonjakan tersebut berkat pertumbuhan penjualan listrik terkuat China tahun ini, meskipun permintaan di Eropa menurun.
Reuters memberitakan, menurut manajer data Rho Motion Charles Lester, di Uni Eropa, MG Motor, yang dimiliki oleh SAIC Motor Corp China, diperkirakan akan terpukul paling keras oleh tarif sementara yang dikenakan pada kendaraan listrik yang diimpor dari China.
Dampak tarif tersebut seharusnya lebih kecil pada Tesla, yang dapat berproduksi di pabriknya di Berlin, dan raksasa kendaraan listrik China, BYD, yang kehadirannya di Eropa masih kecil, kata Lester.
Kendaraan listrik (electric vehicle) – baik yang bertenaga listrik penuh (BEV) maupun hibrida plug-in (PHEV) – yang terjual di seluruh dunia mencapai 1,35 juta pada bulan Juli 2024.
Dariangka tersebut, sekitar 0,88 juta di antaranya berada di China, yang naik 31% dari tahun ke tahun.
PHEV yang terjual di China dalam tujuh bulan pertama tahun 2024 naik 70% dari tahun lalu.
BYD, produsen EV terbesar di China dan dunia, melaporkan peningkatan penjualan BEV dan PHEV global masing-masing sebesar 13% dan 44% pada periode yang sama.
Di Eropa, penjualan bulanan turun 7,8% pada bulan Juli 2024, ke angka tahun berjalan yang sejalan dengan tahun 2023. Dalam tujuh bulan hingga Juli, penjualan turun 12% di Jerman, pasar EV terbesar di UE.
Di Amerika Serikat dan Kanada, penjualan EV naik 7,1% pada bulan Juli.
BYD terus mencatatkan rekor penjualan plug-in hybrid lagi bulan ini, yang menjadi kontributor utama karena mereka memiliki volume kendaraan yang besar yang mereka jual, kata Lester kepada Reuters.
Dia menambahkan, kendaraan range extender, mobil hybrid bertenaga baterai yang diisi ulang dengan generator on-board, juga terjual dalam jumlah besar.
Uni Eropa memberlakukan tarif sementara pada impor mobil listrik buatan China pada bulan Juli. BYD menghadapi bea masuk sebesar 17,4%, Geely 19,9%, dan SAIC 37,6%, kata UE.