wmhg.org – NEW YORK. Investor global melepas saham-saham teknologi pada hari Senin (27/1). Para investor ini khawatir kemunculan model kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) China berbiaya rendah akan mengancam dominasi para pemimpin AI seperti Nvidia.
Kapitalisasi pasar Nvidia hangus US$ 593 miliar, rekor kerugian satu hari untuk perusahaan mana pun di Wall Street. Harga saham Nvidia tumbang hampir 17% dan menandai rekor kerugian satu hari dalam kapitalisasi pasar untuk saham Wall Street.
Minggu lalu, perusahaan rintisan China DeepSeek meluncurkan asisten AI gratis yang disebut-sebut menggunakan lebih sedikit data dengan biaya yang jauh lebih murah daripada layanan yang sudah ada. Pada hari Senin, asisten tersebut telah menyalip pesaingnya di AS, ChatGPT, dalam jumlah unduhan dari toko aplikasi Apple.
Pada 2023, Liang Wenfeng mengalihkan fokus perusahaan untuk menciptakan DeepSeek dengan tujuan mengembangkan model AI yang inovatif.
DeepSeek akhirnya berdiri dengan modal terdaftar hanya 10 juta yuan (Rp 22,3 miliar), menurut basis data perusahaan Tianyancha.
Dikutip dari Japan Times, Senin, DeepSeek merilis model awalnya pada 2023. Pada November 2024, perusahaan itu meluncurkan DeepSeek RI yang dirancang meniru pemikiran manusia.
Model tersebut mendukung aplikasi chatbot seluler. Situs antarmuka DeepSeek mulai rilis pada Januari 2025 sebagai alternatif OpenAI yang jauh lebih murah.
Model DeepSeek R1 diklaim memiliki kinerja yang setara dengan model terbaru OpenAI saat digunakan untuk tugas-tugas seperti matematika, coding, dan penalaran bahasa alami.
DeepSeek dioperasikan lulusan baru dari berbagai universitas ternama China seperti Peking University dan Tsinghua University. Meski minim pengalaman di lapangan, para peneliti membawa banyak keahlian akademis dan pola pikir kolaboratif.
Hal ini cukup ideal untuk mengatasi tantangan yang membutuhkan investasi tinggi tetapi laba rendah. Hingga Sabtu (25/1), aplikasi seluler DeepSeek diunduh 1,6 juta kali dan menduduki peringkat nomor satu di App Store Australia, Kanada, China, Singapura, AS, dan Inggris.
Baca Juga: Wall Street: Nasdaq Longsor, AI China DeepSeek Hantam Saham-Saham Teknologi
Larangan Ekspor Chip AS ke China Berbalik Menguntungkan
Meski semakin populer, proses pembuatan aplikasi AI DeepSeek sempat terkendala kebijakan pemerintah AS yang membatasi penjualan chip canggih ke China sejak 2021.
Untuk mengatasi keterbatasan itu, DeepSeek memakai strategi yang fokus pada efisiensi guna menyempurnakan arsitektur modelnya. Strategi ini membuat perusahaan berhasil mengurangi kebutuhan sumber daya tanpa mengorbankan kinerja.
Dibandingkan aplikasi AI lain, DeepSeek juga dianggap lebih terjangkau. Model ini berdiri independen dan mampu menekan biaya bagi pengembang AI di China.
Keberhasilan DeepSeek yang lebih murah dapat mendorong pengembang lainnya untuk menurunkan harga teknologi mereka guna mempertahankan keunggulan.
Hal ini sekaligus mempertanyakan pengeluaran besar-besaran dari perusahaan seperti Meta dan Microsoft untuk memenuhi infrastruktur AI. Kondisi demikian juga dapat mengguncang pasar saham Asia karena investor akan lebih mendukung pihak yang terkait dengan DeepSeek.
Di sisi lain, DeepSeek juga punya kekurangan. Seperti model AI China lainnya, aplikasi ini menyensor topik yang dianggap sensitif di China. DeepSeek akan mengalihkan pertanyaan tentang kejadian bersejarah, kondisi geopolitik, serta tokoh politik asal China seperti Presiden Xi Jinping.
Popularitas DeepSeek yang melonjak juga sempat membuatnya mengalami gangguan pada infrastruktur. Karena itu, perlu ada pengelolaan lalu lintas yang lebih serius.
Baca Juga: Wall Street Turun, Popularitas AI China Picu Aksi Jual Saham Big Tech
Perbandingan dengan OpenAI dan Meta AI
Dilansir dari Business Standard, Senin, Open AI dan Deepseek memanfaatkan AI untuk membuat model bahasa besar (LLM) sendiri.
DeepSeek-R1-Zero muncul dengan kemampuan penalaran yang kuat. Ini beda dari model tradisional yang bergantung pada fine-tuning yang diawasi. Untuk meningkatkan keterbacaan dan mengatasi ketidakkonsistenan bahasa, DeepSeek memperkenalkan DeepSeek-R1 dengan kinerja dan tugas penalaran menyamai model o1 OpenAI.
DeepSeek juga mengembangkan desain teknis seperti multihead latent attention (MLA) dan gabungan pakar sehingga modelnya lebih hemat biaya.
Model DeepSeek terbaru hanya membutuhkan sepersepuluh daya komputasi yang digunakan oleh model Llama 3.1 yang sebanding dari Meta.
DeepSeek R1 juga mendekati atau lebih baik daripada model pesaing dalam beberapa tolok ukur. Misalnya, AIME 2024 untuk tugas matematika, MMLU untuk pengetahuan umum, dan AlpacaEval 2.0 untuk kinerja tanya jawab.
DeepSeek PUN termasuk aplikasi AI berkinerja terbaik pada papan peringkat yang berafiliasi dengan UC Berkeley yang disebut Chatbot Arena.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Apa Itu DeepSeek, Chatbot AI Gratis yang Kalahkan Dominasi ChatGPT?, Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2025/01/28/061500465/apa-itu-deepseek-chatbot-ai-gratis-yang-kalahkan-dominasi-chatgpt-.