wmhg.org – NEW YORK. Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan pada hari Selasa melalui media sosial bahwa ia telah menunjuk Andrew Ferguson, Komisaris Komisi Perdagangan Federal (FTC), untuk memimpin lembaga perlindungan konsumen dan antimonopoli tersebut.
Ferguson, yang merupakan salah satu dari dua komisaris FTC yang dikonfirmasi oleh Senat dan diangkat oleh Presiden Joe Biden, diharapkan akan menjadi Ketua FTC yang paling pro-Inovasi dan mendukung Amerika First dalam sejarah negara kita, kata Trump.
Rekam Jejak Ferguson dalam Menangani Censorship Big Tech
Trump memuji Ferguson karena rekam jejaknya dalam menentang penyensoran oleh Big Tech dan melindungi kebebasan berbicara di AS.
Melalui platform Truth Social-nya, Trump menyatakan bahwa Ferguson memiliki rekam jejak yang terbukti dalam membela kebebasan berpendapat dan menantang dominasi teknologi besar yang dinilai mengendalikan informasi secara tidak adil.
Baca Juga: Elon Musk: Bill Gates Bisa Bangkrut Jika Saham Tesla Melonjak 200%
Ferguson, yang sebelumnya menjabat sebagai Jaksa Agung Virginia, memiliki pandangan tegas terhadap censorship, terutama yang menargetkan pandangan konservatif di platform media sosial.
Ia berpendapat bahwa jika platform media sosial bekerja sama untuk membungkam pandangan konservatif atau jika pengiklan bersama-sama menarik dukungan dari platform seperti X milik Elon Musk, maka hal tersebut harus dianggap sebagai pelanggaran hukum antimonopoli AS.
Penunjukan Mark Meador dan Reformasi di FTC
Selain Ferguson, Trump juga mengungkapkan bahwa ia akan mencalonkan Mark Meador, seorang mitra di firma hukum Kressin Meador Powers, untuk menjadi komisaris FTC.
Meador sebelumnya menjabat sebagai penasihat antimonopoli untuk Senator Republik Mike Lee, yang pernah mengusulkan undang-undang yang akan menghapus kewenangan antimonopoli federal dari FTC, yang saat ini berbagi kekuasaan tersebut dengan Departemen Kehakiman AS.
Jika disetujui, Meador akan menggantikan posisi yang saat ini dipegang oleh Ketua FTC Lina Khan, yang masa jabatannya telah berakhir.
Baca Juga: Jelang Natal, Donald Trump Rilis Parfum Baru Seharga Rp 3,1 Juta
Tantangan yang Dihadapi Ferguson
Ferguson yang nantinya akan memimpin FTC, dihadapkan pada berbagai kasus besar yang melibatkan perusahaan teknologi besar.
Salah satunya adalah gugatan terhadap tiga manajer manfaat farmasi terbesar dan sejumlah gugatan lainnya yang diajukan oleh perusahaan yang merasa bahwa FTC telah melampaui batas kewenangannya.
Di bawah kepemimpinan Ferguson, FTC juga diharapkan untuk terus menyelidiki praktik-praktik yang merugikan konsumen, termasuk dugaan perilaku antikompetitif oleh Microsoft, serta masalah privasi terkait OpenAI.
Fokus Terhadap Kasus Amazon dan Meta Platforms
Sebagai Ketua FTC, Ferguson juga akan memimpin beberapa kasus besar, termasuk yang melibatkan Amazon dan Meta Platforms (sebelumnya Facebook).
Salah satu kasus Amazon berkaitan dengan dugaan praktik yang membatasi para penjual agar tetap terikat pada platform mereka, yang dapat merugikan pasar e-commerce secara keseluruhan.
Selain itu, kasus Meta mengenai akuisisi Instagram dan WhatsApp yang diajukan oleh FTC pada tahun 2020 juga akan menjadi fokus.
Walaupun pengadilan belum memutuskan, terdapat keraguan mengenai apakah FTC dapat memenangkan gugatan ini di persidangan yang dijadwalkan pada bulan April mendatang.
Baca Juga: Tinggal 42 Hari Menjabat, Gedung Putih Beberkan Prioritas Joe Biden
Perubahan Arah dalam Penegakan Hukum Antimonopoli
Di bawah kepemimpinan Ferguson, FTC kemungkinan besar akan mengubah arah dalam penegakan hukum antimonopoli, terutama dalam menangani kasus terhadap perusahaan teknologi besar.
Ferguson sendiri telah mengkritik kebijakan FTC di bawah pimpinan Lina Khan yang dianggapnya terkadang melampaui batas kewenangan lembaga tersebut.
Sebagai seorang konservatif, ia berkomitmen untuk memastikan bahwa hukum antimonopoli ditegakkan dengan lebih tegas terhadap platform yang membatasi kebebasan berbicara atau berinovasi di ruang digital.