wmhg.org – JAKARTA. Pada hari Jumat, sebuah serangan pesawat tak berawak (drone) Ukraina menghantam lapangan terbang militer di wilayah Lipetsk, Rusia, yang menyebabkan ledakan besar dan menghancurkan sejumlah besar amunisi.
Serangan ini merupakan bagian dari serangan balasan yang paling ambisius dari Kyiv sejak invasi berskala penuh yang dilancarkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, ke Ukraina.
Serangan ini merupakan salah satu yang terbesar dilancarkan oleh Ukraina terhadap wilayah Rusia, dengan tujuan untuk mengalihkan pasukan Rusia dan mengekspos kelemahan pertahanan mereka.
Menurut seorang penasihat pemerintah di Kyiv, serangan ini juga bertujuan untuk menghancurkan logistik penerbangan Rusia agar mereka tidak dapat lagi mengebom kota-kota di Ukraina.
Andriy Zagorodnyuk, mantan menteri pertahanan Ukraina yang menjadi penasihat pemerintah, menyatakan bahwa Kyiv telah merencanakan operasi ini jauh-jauh hari. Tujuannya termasuk mengalihkan pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina, membawa perang ke wilayah Rusia, dan membuat warga Rusia enggan mendukung upaya perang mereka.
Operasi ini juga dirancang untuk mengekspos kelemahan Rusia, terutama ketidakmampuan mereka melindungi perbatasan mereka sendiri.
Konrad Muzyka, seorang analis militer di Rochan Consulting, menyatakan bahwa operasi Ukraina ini dapat memperkuat posisi mereka dalam perang jika berhasil memaksa Rusia mengalihkan sumber daya dari wilayah Donetsk timur dan memungkinkan Kyiv untuk mempertahankan kehadirannya di wilayah Kursk.
Namun, jika operasi ini gagal dan pasukan Ukraina terdesak mundur dari wilayah Rusia tanpa hasil yang nyata, hal ini bisa dianggap sebagai kekalahan besar bagi militer Ukraina.