wmhg.org – JAKARTA. Sejak bulan Juni, dua astronot, Butch Wilmore dan Suni Williams, terpaksa memperpanjang misi mereka di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang awalnya direncanakan hanya delapan hari.
Perpanjangan ini disebabkan oleh kebocoran helium dan kerusakan pada thruster pesawat ruang angkasa Boeing Starliner mereka. Saat ini, NASA dan Boeing sedang menilai apakah aman bagi astronot untuk kembali ke Bumi menggunakan Starliner, sambil mempertimbangkan opsi lain akibat potensi risiko yang ada.
Kendala Kostum Antariksa
Salah satu isu utama dalam situasi ini adalah ketidakcocokan kostum antariksa yang digunakan Wilmore dan Williams dengan pesawat ruang angkasa Dragon buatan SpaceX.
Jika NASA memutuskan untuk menggunakan pesawat Dragon yang sudah berada di stasiun luar angkasa, Wilmore dan Williams akan menjadi penumpang kelima dan keenam pada pesawat yang hanya dirancang untuk empat penumpang.
Karena kostum Starliner tidak kompatibel dengan pesawat Dragon, mereka harus kembali ke Bumi tanpa kostum. Meskipun ini tidak secara inheren berbahaya, hal ini mengurangi perlindungan mereka jika terjadi masalah dengan kapsul.
Desain kostum yang berbeda dan konektor antara Starliner dan Dragon mencerminkan perubahan proses untuk misi luar angkasa berawak komersial yang diterapkan NASA. Sebelumnya, NASA sangat terlibat dalam pembuatan dan pengujian pesawat ruang angkasa serta kostum antariksa.
Namun, sejak 2010-an, ketika NASA mengembangkan program kru komersial, lembaga ini memberikan lebih banyak kebebasan kepada perusahaan swasta dalam mengembangkan dan memproduksi peralatan, termasuk kostum antariksa, selama memenuhi persyaratan keselamatan yang luas.
Alternatif Solusi
NASA saat ini mempertimbangkan beberapa alternatif untuk mengatasi situasi ini. Salah satu opsi adalah mengirimkan Wilmore dan Williams pulang menggunakan pesawat Dragon lain yang dijadwalkan tiba di ISS pada bulan September.
Pesawat ini dapat tiba dengan hanya dua dari empat anggota kru biasanya dan membawa kostum tambahan yang kompatibel dengan Dragon, memungkinkan Wilmore dan Williams untuk kembali ke Bumi dengan kostum lengkap di dua kursi yang tidak terisi.
Namun, jika opsi ini dipilih, pesawat Starliner yang membawa astronot harus undock dan kembali ke Bumi secara otonom untuk memberikan ruang bagi pesawat Dragon yang tiba pada bulan September.
Boeing menyatakan bahwa mereka mungkin tidak dapat melakukan hal ini karena kontrak mereka dengan NASA. Perusahaan ini telah menanggung biaya tambahan terkait kegagalan teknis Starliner mereka, dengan total sekitar $1,6 miliar yang sudah dibebankan pada program Starliner.
Baca Juga: Menegangkan, Pesawat Boeing Korean Air Turun Tajam 25.000 Kaki dalam 5 Menit
Dampak bagi Astronot dan Misi
Jika Starliner meninggalkan stasiun luar angkasa tanpa kru, astronot di ISS harus memasang dua kursi tambahan di pesawat Dragon yang tersisa hingga pesawat Dragon berikutnya tiba. Ini penting untuk memastikan bahwa cukup kursi tersedia pada pesawat yang tersisa untuk menampung semua astronot NASA jika terjadi keadaan darurat.
Astronot yang terdampar juga akan menggantikan dua astronot yang ditarik dari misi Dragon untuk mengakomodasi mereka, yang berarti mereka akan tetap berada di ISS hingga rotasi reguler berakhir pada Februari 2025. Ini mengubah misi yang semula direncanakan hanya sedikit lebih dari seminggu menjadi delapan bulan.
Meskipun kedua astronot telah menyelesaikan misi yang lebih panjang di ISS sebelumnya, situasi ini diliputi oleh ketidakpastian yang lebih besar. Istri Wilmore bahkan mengungkapkan bahwa dia sedang mempersiapkan kemungkinan suaminya melewatkan Natal dan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-30.