wmhg.org – JAKARTA. Hubungan Elon Musk dengan cryptocurrency, khususnya Bitcoin, kembali menarik perhatian. Berdasarkan laporan dari platform analitik blockchain Arkham Intelligence, perusahaan Tesla baru-baru ini memindahkan Bitcoin senilai US$765 juta ke dompet yang tidak diketahui.
Meskipun belum jelas apakah Tesla berencana untuk menjual Bitcoin tersebut, tindakan ini menambah spekulasi mengenai langkah berikutnya dari salah satu pemegang Bitcoin terbesar di antara perusahaan publik AS.
Posisi Tesla dalam Kepemilikan Bitcoin
Sebagai salah satu perusahaan publik terbesar di AS yang memegang Bitcoin, Tesla saat ini menduduki peringkat keempat dalam daftar pemegang Bitcoin, menurut BitcoinTreasuries. Di atas Tesla, hanya ada MicroStrategy, serta dua perusahaan penambang Bitcoin, MARA Holdings dan Riot Platforms, yang memiliki lebih banyak Bitcoin.
Namun, dibandingkan dengan kapitalisasi pasar Tesla yang mendekati US$700 miliar, nilai Bitcoin Tesla hanya merupakan bagian kecil, yaitu kurang dari 1%. Sebaliknya, bagi perusahaan-perusahaan lain seperti MicroStrategy dan penambang Bitcoin, aset cryptocurrency mereka mencapai lebih dari 25% dari valuasi mereka.
Investasi Awal Tesla dalam Bitcoin
Pada awalnya, Tesla membuat gebrakan besar pada tahun 2021 dengan berinvestasi sebesar US$1,5 miliar dalam Bitcoin. Langkah ini mencerminkan toleransi risiko yang tinggi dari Elon Musk, yang juga dikenal sebagai pendukung Dogecoin.
Musk memperkirakan bahwa investasi dalam Bitcoin akan membantu Tesla memaksimalkan pengembalian kas perusahaan dan memungkinkan perusahaan menerima pembayaran dalam bentuk kripto untuk kendaraan mereka. Setelah pengumuman ini, harga Bitcoin melonjak lebih dari US$10.000.
Namun, di tahun yang sama, Musk mundur dari langkah tersebut. Dia menyatakan kekhawatiran tentang penggunaan bahan bakar fosil, termasuk batu bara, yang berlebihan dalam penambangan Bitcoin.
Hal ini menyebabkan kemarahan di kalangan penggemar kripto, karena harga Bitcoin turun lebih dari 10%. Meskipun demikian, Musk menyatakan bahwa perusahaan tidak akan menjual Bitcoin tersebut dan akan kembali menerima pembayaran Bitcoin ketika penambangan menjadi lebih ramah lingkungan.
Sebelum peraturan baru ini, Bitcoin harus dicatat menggunakan model “cost-less-impairment,” yang berarti aset kripto hanya bisa diturunkan nilainya berdasarkan perubahan harga pasar, namun tidak bisa dinaikkan.
Dengan kata lain, keuntungan dari Bitcoin hanya akan muncul di laporan keuangan setelah aset tersebut dijual. Dengan aturan baru ini, masalah tersebut akan hilang, bahkan jika Tesla memilih untuk tidak menjual sisa kepemilikan Bitcoin-nya.