Jakarta, wmhg.org Indonesia – FBI menyatakan kelompok penjahat siber REvil menjadi dalang serangan Ransomware pada perusahaan pemasok daging di AS, JBS. Pernyataan ini mengikuti ucapan Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre yang mengindikasikan serangan itu berasal dari kelompok berbasis di Rusia.
Serangan pada JBS memiliki efek yang sangat luas. Perusahaan pengolah daging terbesar dunia itu harus menutup rumah potong terbesar di AS, dikutip dari The Verge, Kamis (3/6/2021).
-
Bahaya Ransomware yang Serang Bank Hingga Aplikasi Populer
-
Kacau! Virus Jahat Ransomware Berhasil Susupi Transportasi AS
-
5 Serangan Virus Ransomware yang Bikin Geger Dunia
Sementara JBS berkantor pusat di Brazil, dampak dari serangan juga meluas ke berbagai negara. Yakni AS, Kanada dan Australia. Menurut laman BBC, belum ada informasi apakah JBS membayar tebusan yang diminta oleh pelaku atau tidak.
Perusahaan itu menemukan menjadi korban serangan Ransomware pada hari Minggu. Namun menyebutkan pada Kamis waktu setempat akan melanjutkan operasional di AS.
Kejadian JBS juga merupakan serangan terbesar kedua yang diduga dilakukan oleh pelaku siber asal Rusia. Selain perusahaan pemasok daging itu juga ada serangan Colonial Pipe yang diyakini dilakukan oleh kelompok itu.
Sementara untuk kelompok yang juga dikenal sebagai Sodinokibi ini juga pernah terlibat pada serangan ransomware Apple dan Acer. Selain itu pada tahun lalu juga menyerang Travelex.
BBC menyebutkan REvil muncul pertama kali pada tahun 2019. Sebagian besar anggotanya diyakini berada di Rusia atau negara yang sebelumnya jadi bagian Uni Soviet.
REvil merupakan perusahaan ransomware-as-a-service (RASS) karena cara kerjanya. Melibatkan pengembang yang merekrut afiliasi atau partner untuk menyebarkan malware jahat.
Jika serangan berhasil, pengembang akan mengambil persentase pendapatan yang didapatkan dan memberikan sebagian pada afiliasi. REvil mengancam akan mengunggah dokumen pada websitenya Happy Blog, jika korban tidak memenuhi permintaannya.