wmhg.org – JAKARTA. Pada hari Selasa, Hamas menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengenai kebuntuan dalam perundingan gencatan senjata antara kelompok tersebut dan Israel.
Hamas menyebut pernyataan Biden sebagai menyesatkan dan tidak mencerminkan posisi sebenarnya dari kelompok tersebut. Dalam konteks yang lebih luas, perkembangan ini menambah ketegangan di kawasan yang telah dilanda konflik.
Pernyataan Presiden Biden
Presiden Biden menyatakan bahwa Israel percaya mereka dapat menyelesaikan masalah ini, dan menambahkan bahwa Hamas kini dikabarkan mundur dari kesepakatan gencatan senjata.
“Israel mengatakan mereka bisa mengatasi ini, mereka siap. Tapi saya diberitahu Hamas sekarang mundur,” kata Biden.
Tambahan pernyataan Biden setelah memberikan pidato di Konvensi Nasional Demokrat di Chicago pada hari Senin menunjukkan bahwa situasi ini masih dalam proses negosiasi, dengan kata-kata, “Kita akan terus mendorong.”
Tanggapan Hamas
Hamas menanggapi pernyataan tersebut dengan tegas, mengklaim bahwa pernyataan Biden tidak mencerminkan posisi sebenarnya dari kelompok tersebut. Hamas mengklaim bahwa mereka telah berkomitmen untuk mencapai penghentian permusuhan dan menilai bahwa proposal terbaru yang diajukan bertentangan dengan kesepakatan yang telah dicapai pada 2 Juli.
Mereka menyebut proposal tersebut sebagai respons Amerika Serikat yang mengakomodasi syarat-syarat baru dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang dianggap sebagai bagian dari rencana kriminal terhadap Jalur Gaza.
Baca Juga: Iran Mungkin Membutuhkan Waktu Lama untuk Membalas, Membiarkan Israel Menunggu
Diplomasi Internasional: Upaya untuk Gencatan Senjata
Sekretaris Negara AS, Antony Blinken, yang saat ini berada di perjalanan kesembilan ke kawasan tersebut sejak perang dimulai, menunjukkan optimisme setelah bertemu dengan pejabat Israel pada hari Senin.
Pada hari Selasa, Blinken berada di Kairo untuk mendorong kemungkinan kemajuan dalam perundingan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang direncanakan untuk dilakukan pada akhir minggu ini. Meskipun demikian, banyak isu utama masih belum terpecahkan.
Proposal bridging yang diajukan oleh Amerika Serikat, bersama dengan negara-negara mediator seperti Qatar dan Mesir, bertujuan untuk menutup kesenjangan antara Israel dan Hamas dan mengakhiri permusuhan yang telah mengguncang kawasan tersebut.
Upaya diplomatik ini berfokus pada pencarian solusi yang dapat diterima oleh semua pihak untuk meredakan ketegangan dan mengatasi dampak krisis.