wmhg.org – NEW YORK. Harga minyak turun lebih dari US$ 2 per barel dan menghapus reli pada sesi sebelumnya, karena investor menilai kembali jeda yang direncanakan dalam tarif Amerika Serikat (AS) yang luas. Sentimen juga kita beralih ke perang dagang yang semakin dalam antara AS dan China.
Kamis (10/4), harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2025 ditutup turun US$ 2,28 atau 3,7% menjadi US$ 60,07 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juni 2025 ditutup turun US$ 2,15 atau 3,3% ke US$ 63,33 per barel.
Kedua kontrak tersebut telah naik lebih dari US$ 2 per barel pada hari Rabu (9/4), setelah Presiden AS Donald Trump menghentikan tarif tinggi yang telah diumumkannya terhadap puluhan mitra dagang AS di pekan lalu, menandai perubahan arah yang tiba-tiba kurang dari 24 jam setelah pungutan tersebut mulai berlaku.
Namun, pada saat yang sama, Trump juga menaikkan tarif terhadap China. Tarif AS atas impor China kini mencapai total 145%, kata Gedung Putih kepada media pada hari Kamis.
China juga mengumumkan pungutan impor tambahan atas barang-barang AS, dengan mengenakan tarif sebesar 84%.
Tarif yang lebih tinggi terhadap China kemungkinan akan mendorong impor minyak mentah AS yang lebih rendah oleh Beijing, mendukung pasokan dan menaikkan tingkat penyimpanan AS, firma penasihat perdagangan Ritterbusch and Associates memberi tahu klien pada hari Kamis.
Ekspor minyak mentah AS ke China turun menjadi 112.000 barel per hari (bpd) pada bulan Maret 2025, hampir setengah dari ekspor 190.000 bpd di tahun lalu, data dari pelacak kapal Kpler menunjukkan.
Jika sengketa perdagangan ini berlanjut lebih lama, kemungkinan ekonomi global akan mengalami kerusakan ekonomi yang signifikan, kata Henry Hoffman, co-portfolio manager dari Catalyst Energy Infrastructure Fund.
Stok minyak mentah AS naik sebesar 2,6 juta barel pada minggu lalu, data pemerintah menunjukkan pada hari Rabu, hampir dua kali lipat dari peningkatan 1,4 juta barel yang diproyeksikan analis dalam jajak pendapat Reuters.
Analis Macquarie mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka mengharapkan peningkatan lagi minggu ini.
Amerika Serikat juga terus maju dengan mengenakan tarif 10% pada semua impornya.
Badan Informasi Energi AS pada hari Kamis menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi globalnya dan memperingatkan bahwa tarif dapat sangat membebani harga minyak, karena memangkas perkiraan permintaan minyak AS dan global untuk tahun ini dan tahun depan.
Ekspektasi yang didorong oleh tarif akan berkurangnya permintaan di tengah kemungkinan berlanjutnya resesi AS akan tetap menjadi pusat perhatian para pedagang yang kemungkinan akan membatasi kenaikan harga dalam jangka pendek, kata Ritterbusch and Associates.