wmhg.org – JAKARTA. Harga grosir telur di Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi pada Desember 2024, dipicu oleh wabah flu burung yang memperparah penurunan populasi ayam petelur serta meningkatnya permintaan selama musim liburan.
Di wilayah Midwest, harga grosir telur besar mencapai US$5,57 per lusin, meningkat 150% dibandingkan tahun sebelumnya dan melampaui rekor sebelumnya sebesar US$5,46 pada Desember 2022.
Di California, harga bahkan lebih tinggi, mencapai US$8,85 per lusin, dipengaruhi oleh peraturan yang melarang peternakan ayam dalam kandang.
Pada Oktober, populasi ayam petelur nasional turun 3% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi sekitar 315 juta ekor, dengan produksi telur menurun 4%.
Meskipun beberapa pengecer menahan kenaikan harga selama musim liburan untuk menjaga pelanggan, ada kemungkinan harga akan naik lebih lanjut di tahun baru.
Misalnya, jaringan supermarket Giant membatalkan promosi telur yang direncanakan untuk Januari di wilayah Washington dan Baltimore karena ketidakpastian biaya.
Upaya Pengendalian Wabah
Penyebaran flu burung yang cepat, terutama melalui burung liar, meningkatkan risiko infeksi pada unggas komersial.
Departemen Pertanian AS (USDA) sedang mendanai penelitian vaksin untuk melindungi unggas dan sapi dari flu burung.
Menteri Pertanian Tom Vilsack menyatakan bahwa USDA memiliki dana untuk membeli beberapa vaksin dan berharap pemerintahan mendatang akan terus mendukung pengembangan vaksin tersebut.
Hingga saat ini, 61 kasus flu burung pada manusia telah dilaporkan di AS tahun ini, sebagian besar dengan gejala ringan.
Namun, kasus parah pertama dikonfirmasi minggu ini di Louisiana, menyoroti pentingnya upaya pencegahan dan pengendalian yang berkelanjutan.
Kenaikan harga telur yang signifikan ini mencerminkan dampak serius wabah flu burung terhadap industri unggas dan konsumen, terutama selama periode permintaan tinggi seperti musim liburan.