wmhg.org – Hizbullah meluncurkan puluhan roket dari Lebanon. Hal ini semakin memicu kekhawatiran akan pecahnya perang skala penuh dengan Israel.
Mengutip The Telegraph, kelompok yang didukung Iran itu mengatakan bahwa mereka bertindak sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap Kfarkela dan Deir Siriane di Lebanon yang telah melukai warga sipil di sana.
Menurut media Israel, sekitar 50 roket dilaporkan ditembakkan dari Lebanon selatan ke Galilea atas.
Krisis di Timur Tengah telah meningkat setelah pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, sehari setelah serangan Israel di Beirut menewaskan Fuad Shukr, seorang komandan senior Hizbullah.
Rekaman video terbaru mengungkapkan sistem pertahanan Iron Dome Israel sedang diaktifkan.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kemudian mengonfirmasi bahwa sebagian besar dari sekitar 30 proyektil yang ditembakkan pada Sabtu malam telah dicegat. Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut.
Israel mengatakan bahwa mereka membalas tembakan ke posisi peluncuran rudal di Lebanon.
“Setelah sirene berbunyi di Israel utara semalam, sekitar 30 proyektil diidentifikasi melintas dari Lebanon, yang sebagian besar dicegat oleh Pasukan Pertahanan Udara IDF. Tak lama setelah itu, IDF menyerang peluncur Hizbullah tempat proyektil diluncurkan dan infrastruktur teroris tambahan di wilayah Marjaayoun di Lebanon selatan,” jelas militer Israel.
Hizbullah mengonfirmasi serangan tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Untuk mendukung rakyat Palestina yang teguh di Jalur Gaza dan untuk mendukung perlawanan mereka yang gagah berani dan terhormat, dan sebagai tanggapan atas serangan musuh Israel terhadap desa-desa selatan dan rumah-rumah yang aman, terutama serangan yang menargetkan desa-desa Kafrkila dan Deir Siryan dan melukai warga sipil, Perlawanan Islam memasukkan pemukiman baru Beit Hillel dalam jadwal serangannya dan membombardirnya untuk pertama kalinya dengan puluhan roket Katyusha.”
Menurut situs berita AS Axios, para pejabat di Washington dan Israel memperkirakan Iran dan proksinya dapat menyerang Israel dengan kekuatan paling cepat hari Senin.
Akan tetapi mereka tidak berspekulasi mengenai apakah Iran dan Hizbullah akan mengoordinasikan tindakan mereka.
Menurut seorang pejabat AS, Michael Kurilla, jenderal AS yang bertanggung jawab atas pasukan Amerika di Timur Tengah, tiba di wilayah tersebut dalam perjalanan yang direncanakan pada hari Sabtu (3/8/2024).
Kuurilla diharapkan dapat memobilisasi koalisi internasional dan regional yang sama yang membela Israel terhadap serangan dari Iran pada tanggal 13 April.