wmhg.org – BEIJING. Impor minyak mentah China dari Malaysia naik 17,5% pada September dari bulan yang sama tahun lalu. Data bea cukai yang dirilis pada Minggu (20/10) ini menunjukkan tren yang berbeda atas perlambatan impor China.
Data dari Administrasi Umum Bea Cukai China dikutip Reuters menunjukkan, impor dari Malaysia, pusat transhipment utama untuk minyak yang dikenai sanksi dari Iran dan Venezuela mencapai 6,12 juta metrik ton bulan lalu, atau 1,49 juta barel per hari (bph). Sementara pada bulan Agustus 2024 sebesar 1,77 juta bph.
Untuk sembilan bulan pertama tahun ini, impor dari Malaysia naik 22% dari periode yang sama pada tahun 2023 menjadi 49,29 juta ton.
Selama beberapa tahun terakhir, penyuling independen China mengandalkan pasokan diskon dari Iran, Rusia, dan Venezuela untuk menghadapi kemerosotan ekonomi yang luas dan permintaan bahan bakar yang lesu dan memangkas laba penyulingan.
Impor dari Arab Saudi, pemasok terbesar kedua China, naik 13% pada bulan September menjadi 7,43 juta ton, atau 1,81 juta barel per hari.
Impor dari pemasok utama Rusia yang mencakup pengiriman dari jaringan pipa dan kapal tanker laut, turun 0,9% menjadi 8,66 juta ton, atau 2,11 juta barel per hari. Angka tersebut turun dari 2,21 juta barel per hari pada bulan Agustus dan 2,13 juta barel per hari pada bulan September 2023.
Volume dari Rusia untuk tahun hingga September naik 1,1%, sementara volume dari Arab Saudi turun 10,8%, karena penyuling tertarik dengan pasokan Rusia yang lebih murah untuk mengimbangi margin pemrosesan yang menipis.
Tidak ada pengiriman dari Iran atau Venezuela yang tercatat. Total impor minyak mentah China bulan lalu turun 0,6%, penurunan kelima berturut-turut.
Berikut rincian impor dari pemasok utama dengan volume dalam juta metrik ton: