wmhg.org – SINGAPURA. Para pemimpin India dan Singapura pada hari Kamis menandatangani perjanjian untuk bermitra dan bekerja sama di bidang semikonduktor. Kesepakatan ini akan memberi kesempatan perusahaan Singapura dalam mengambil peran lebih besar dalam rantai pasokan di pasar India.
Nota Kesepahaman (MoU) ditandatangani selama kunjungan dua hari Perdana Menteri India Narendra Modi ke Singapura. Singapura dan India akan memanfaatkan kekuatan pelengkap dalam ekosistem semikonduktor mereka dan memanfaatkan peluang untuk membangun ketahanan dalam rantai pasokan semikonduktor mereka, kata kementerian perdagangan Singapura dalam sebuah rilis dikutip Reuters.
Kesepakatan ini akan mencakup pertukaran kebijakan yang dipimpin pemerintah tentang pengembangan ekosistem, ketahanan rantai pasokan, dan pengembangan tenaga kerja.
Singapura menguasai 11% pasar semikonduktor global, dengan 20% peralatan semikonduktor global diproduksi di negara tersebut.
Semikonduktor merupakan bagian penting dari agenda bisnis India. Modi bahkan telah menyiapkan paket senilai US$ 10 miliar untuk meningkatkan daya saing industri dibanding negara-negara lain seperti Taiwan sebagai produsen chip papan atas. India memperkirakan pasar semikonduktornya akan bernilai US$ 63 miliar pada tahun 2026.
Pada Februari 2024, India memberikan lampu hijau untuk pembangunan tiga pabrik semikonduktor senilai lebih dari US$ 15 miliar oleh perusahaan-perusahaan termasuk Tata Group dan CG Power. Pabrik ini rencananya akan memproduksi dan mengemas chip untuk berbagai sektor termasuk pertahanan, otomotif, dan telekomunikasi.
Modi saat bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, Presiden Tharman Shanmugaratnam, dan mantan perdana menteri Lee Hsien Loong juga menandatangani tiga perjanjian penting lainnya. Diantaranya teknologi digital, pendidikan dan pengembangan keterampilan, serta mengenai kesehatan dan kedokteran.