wmhg.org – JAKARTA. Israel telah bersumpah untuk menghabisi Yahya Sinwar, pemimpin baru Hamas yang diduga menjadi dalang di balik serangan 7 Oktober, yang memicu ketegangan regional semakin meningkat saat perang Gaza memasuki bulan ke-11.
Penunjukan Sinwar untuk memimpin kelompok militan Palestina ini terjadi ketika Israel bersiap menghadapi potensi pembalasan dari Iran atas pembunuhan pendahulunya, Ismael Haniyeh, di Teheran pekan lalu.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Israel bertekad untuk membela diri, baik secara defensif maupun ofensif. Dalam pidatonya kepada para rekrutan baru di sebuah pangkalan militer, Netanyahu menegaskan bahwa Israel siap menghadapi segala kemungkinan ancaman.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa promosi Sinwar merupakan alasan kuat untuk segera mengeliminasinya dan menghapus organisasi Hamas dari muka bumi.
Hizbullah juga telah berjanji untuk membalas kematian Haniyeh dan komandan militernya, Fuad Shukr, yang terbunuh dalam serangan Israel di Beirut.
Dalam pidato televisi untuk memperingati satu minggu sejak kematian Shukr, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan bahwa kelompoknya akan membalas sendiri atau dalam konteks respons terkoordinasi dari seluruh poros kelompok-kelompok yang didukung Iran di kawasan.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang berbasis di Jeddah juga mengadakan pertemuan pada hari Rabu untuk membahas situasi di Timur Tengah. Menteri Luar Negeri Gambia, Mamadou Tangara, yang negaranya saat ini memimpin OKI, menyatakan bahwa pembunuhan Haniyeh yang keji dapat berisiko memicu konflik yang lebih luas yang dapat melibatkan seluruh kawasan.