wmhg.org – JAKARTA. Israel berhasil membunuh pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, dalam serangan udara besar-besaran di kompleks bawah tanah di Dahieh, pinggiran selatan Beirut. Serangan ini menggunakan sekitar 100 bom, termasuk bom buatan AS seberat 2.000 pon, pada Jumat malam.
Nasrallah dikenal sangat hati-hati dalam pengaturan keamanannya dan jarang tampil di depan umum. Namun, intelijen Israel berhasil mengungkap lokasi pertemuan rahasia Nasrallah bersama anggota kepemimpinan Hezbollah yang tersisa.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan izin serangan tersebut saat berada di New York setelah pidatonya di Sidang Umum PBB.
Menurut laporan yang belum dikonfirmasi dari surat kabar Prancis Le Parisien, informan yang memberikan informasi kepada Israel tentang keberadaan Nasrallah diduga berasal dari Iran, yang merupakan sekutu utama Hezbollah.
Komandan Skuadron 69 Israel, Letkol M, mengatakan bahwa para pilot sudah mempersiapkan serangan ini selama beberapa hari, tetapi target baru diberitahukan beberapa jam sebelum serangan dimulai. Jet-jet F-15I Israel dipersenjatai dengan bom yang dirancang untuk menghancurkan target di bawah tanah dan bangunan di atasnya.
Dalam serangan tersebut, empat bangunan hancur total, sementara dua lainnya rusak. Dilaporkan bahwa sekitar 300 orang tewas, meskipun pemerintah Lebanon hanya mencatat 11 kematian dan 108 korban luka.
Israel mengklaim telah membunuh lebih dari 20 anggota Hezbollah, dengan alasan bahwa Nasrallah sengaja membangun markas besar Hezbollah di bawah bangunan tempat tinggal.
Brigjen Amichai Levine, komandan pangkalan udara Hatzerim, menjelaskan bahwa tantangan utama dalam operasi ini adalah intelijen yang akurat dan memastikan bahwa target tidak kabur sebelum serangan berlangsung.
Serangan ini adalah bagian dari rangkaian serangan Israel terhadap kepemimpinan militer Hezbollah, yang dimulai dua minggu lalu dengan sabotase alat komunikasi yang digunakan oleh kelompok tersebut.
Israel juga terus melakukan serangan udara yang menghancurkan banyak infrastruktur Lebanon, menyebabkan lebih dari satu juta orang mengungsi dan ratusan orang tewas.
Keberhasilan Israel dalam membunuh Nasrallah dianggap sebagai hasil dari penetrasi intelijen mendalam terhadap Hezbollah, yang sangat kontras dengan kegagalan Israel dalam mengantisipasi serangan Hamas sebelum 7 Oktober.