wmhg.org – TOKYO. Jepang mengakhiri peringatan akan risiko tinggi terjadinya gempa besar pada hari Kamis (15/8). Sepekan setelah gempa kuat di tepi zona Palung Nankai menyebabkan pemerintah mengeluarkan peringatan mega gempa untuk pertama kalinya.
Warga kini dapat kembali beraktivitas normal karena tidak ada kelainan yang teramati dalam aktivitas seismik di Palung Nankai yang terletak di sepanjang pantai Pasifik Jepang selama seminggu terakhir, kata Yoshifumi Matsumura, Menteri Negara untuk Penanggulangan Bencana.
Panel ahli dari Badan Meteorologi Jepang (JMA) pada 8 Agustus merilis peringatan bahwa ada peluang yang relatif lebih tinggi terjadinya mega gempa di Palung Nankai dengan kekuatan hingga magnitudo 9, setelah gempa berkekuatan 7,1 mengguncang bagian barat daya negara itu.
Meski peringatan tersebut bukanlah prediksi pasti, pemerintah meminta warga di berbagai wilayah di bagian barat dan tengah Jepang untuk meninjau kembali prosedur evakuasi mereka jika terjadi bencana gempa dan tsunami yang parah.
Perdana Menteri Fumio Kishida bahkan membatalkan kunjungan diplomatiknya ke Asia Tengah dan Mongolia pada akhir pekan lalu untuk memprioritaskan penanggulangan bencana.
Pada 9 Agustus, gempa berkekuatan 5,3 magnitudo mengguncang wilayah timur Jepang dekat Tokyo, namun episentrumnya berada di luar zona Palung Nankai yang diindikasikan JMA berpotensi terjadi mega gempa, dan dampaknya kecil dengan hanya tiga cedera ringan yang dilaporkan.
Perusahaan Kereta Api Jepang Tengah mengakhiri tindakan pencegahan selama seminggu dengan mengurangi kecepatan kereta yang beroperasi di dekat daerah pesisir, meskipun risiko bencana alam lainnya, yaitu Topan Ampil yang mendekat, memaksa perusahaan tersebut membatalkan kereta berkecepatan tinggi yang menghubungkan Tokyo dan Nagoya pada hari Jumat.
Jepang memperkirakan ada peluang 70%-80% terjadinya mega gempa di Palung Nankai dalam 30 tahun ke depan.
Skenario terburuk yang diperkirakan pemerintah menunjukkan bahwa mega gempa di Palung Nankai dan bencana tsunami yang menyertainya bisa menewaskan 323.000 orang, menghancurkan 2,38 juta bangunan, dan menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 220 triliun yen (US$1,50 triliun).
Jepang merupakan salah satu negara yang paling rawan gempa di dunia. Lebih dari 15.000 orang tewas dalam gempa berkekuatan 9 magnitudo pada tahun 2011 yang memicu tsunami dahsyat dan melelehnya tiga reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir di timur laut Jepang.