wmhg.org – TOKYO. Ambisi pemerintah Jepang untuk menjaring sekitar 60 juta wisatawan asing per tahun terancam sulit tercapai. Pasalnya, maskapai penerbangan di Negeri Sakura itu menghadapi kekurangan parah jumlah pilot.
Maskapai di Jepang di Jepang saat ini sangat sulit untuk untuk mendapatkan pilot di tengah krisis demografi yang melanda negara itu.
Melansir Bloomberg, Rabu (28/8), jumlah pilot di Jepang saat ini hanya sekitar 7.100 orang. Sementara pemerintah memperkirakan dibutuhkan tambahan 1.000 orang lagi hingga tahun 2030 untuk mencapai target turis asing 60 juta.
Tantangan lain, banyak kapten maskapai penerbangan yang saat ini berusia 50-an dan akan pensiun sekitar tahun 2030.
Kondisi ini membuat Kementerian Transportasi Jepang mempertimbangkan mencari talenta dari luar, termasuk mengubah lisensi pilot asing menjadi lisensi Jepang dengan tarif yang lebih cepat dan murah.
Menjaring pilot asing tidak mudah dilakukan karena ada penolakan dari serikat pekerja lokal dan jadi maskapai jepang biasanya lebih rendah dari maskapai asing.
Menurut sumber Bloomberg dari pelaku industri, rata-rata gaji tahunan kapten di Japan Airlines dan All Nippon Airwaysn sekitar ¥25 juta atau setara $172.900.
Sementara itu, seorang pilot dengan pengalaman terbang selama 12 tahun di Delta Air Lines menerima gaji tahunan sekitar US$ 453.000. Lalu pilot American Airlines mendapatkan sekitar US$ 480.000.
Masuknya pilot asing kemungkinan juga akan membuat staf lokal merasa tidak nyaman, memicu kekhawatiran akan perlakuan yang tidak adil atau dilewatkan untuk promosi. Seperti banyak profesi di Jepang, para pilot Jepang sering melihat pekerjaan mereka sebagai pekerjaan seumur hidup.
Secara historis, sebagian besar pilot yang naik melalui sistem di Jepang baik direkrut sebagai calon baru oleh ANA atau JAL, atau lulus dari Civil Aviation College yang didanai pemerintah, yang menerima sekitar 100 siswa setiap tahun.
Saat ini, JAL Flight Crew Union memiliki sekitar 2.000 pilot dan beberapa di antaranya adalah non-Jepang, menurut seorang juru bicara. Sementara itu, ANA memiliki sekitar 2.400 pilot dan hampir tidak ada orang luar.
Bandingkan dengan Cathay Pacific Airways Ltd., yang memiliki pilot dari 70 kewarganegaraan dalam daftar karyawannya, menurut email perusahaan. Emirates juga terkenal dengan komunitas pilot ekspatriatnya yang besar.
JAL mengatakan bahwa mereka saat ini merekrut pilot asing berbasis kontrak untuk menangani masalah 2030 sebagai solusi sementara dan bukan sebagai tindakan permanen. “Pada dasarnya, kami akan terus mempekerjakan pelatihan pilot yang direkrut sebagai lulusan baru sebagai karyawan tetap,” kata perwakila JAL.
Dengan tidak adanya solusi yang jelas dan jumlah kedatangan wisatawan yang mencapai rekor tertinggi setiap bulan, panel ahli yang dibentuk oleh kementerian transportasi juga mempertimbangkan cara untuk mendorong kapten bekerja setelah mereka berusia 65 tahun. Mereka juga mempertimbangkan cara untuk menarik lebih banyak pilot perempuan.