wmhg.org – NEW YORK. Warren Buffett tampaknya tengah kecewa dengan pasar saham. Kas di Berkshire Hathaway melonjak hingga hampir US$ 277 miliar dan menjual sebagian besar sahamnya di Apple, bahkan saat konglomerat itu membukukan laba operasi kuartalan yang memecahkan rekor.
Berkshire menjual sekitar 390 juta saham Apple pada kuartal kedua, setelah penjualan 115 juta saham dari Januari hingga Maret, saat harga saham Apple naik 23%. Perusahaan itu masih memiliki sekitar 400 juta saham atau tinggal 45% dari kepemilikan awal dengan nilai US$ 84,2 miliar per 30 Juni.
Porsi kas melonjak menjadi US$ 276,9 miliar pada akhir kuartal kedua dari US$ 189 miliar tiga bulan sebelumnya. Lonjakan kas ini terutama karena Berkshire menjual saham bersih senilai US$ 75,5 miliar.
Ini adalah kuartal ketujuh berturut-turut Berkshire menjual lebih banyak saham daripada yang dibelinya.
Laba kuartal kedua dari lusinan bisnis Berkshire naik 15% menjadi US$ 11,6 miliar, atau sekitar US$ 8.073 per saham Kelas A, dari US$ 10,04 miliar tahun sebelumnya.
Hampir setengah dari laba tersebut berasal dari underwriting dan investasi dalam bisnis asuransi Berkshire.
Pendapatan bersih Berkshire turun 15% menjadi US$ 30,34 miliar dari US$ 35,91 miliar tahun sebelumnya, karena kenaikan harga saham di kedua periode tersebut mendorong nilai portofolio investasi Berkshire, termasuk Apple.
Buffett telah lama mendesak para pemegang saham untuk mengabaikan keuntungan dan kerugian investasi triwulanan Berkshire, yang sering kali menyebabkan laba bersih atau rugi bersih yang sangat besar.
Berkshire sering kali membiarkan uang tunai terkumpul ketika tidak dapat menemukan bisnis atau saham individual untuk dibeli dengan harga yang wajar.
Kas Berkshire yang tambun juga dapat menandakan kekhawatiran tentang ekonomi AS yang lebih luas. Banyak investor memandang Berkshire sebagai proksi untuk ekonomi AS.
Data pemerintah pada hari Jumat menunjukkan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja dan tingkat pengangguran tertinggi sejak Oktober 2021. Data terbaru ini mendorong beberapa analis untuk memproyeksikan pemangkasan suku bunga Federal Reserve mulai bulan September.
Namun, laba Berkshire dari obligasi pemerintah jangka pendek akan menurun setelah pemangkasan suku bunga dimulai.
Berkshire juga menggunakan lebih sedikit uang tunai untuk membeli kembali sahamnya sendiri. Berkshire hanya merealisasikan pembelian kembali saham US$ 345 juta pada kuartal kedua dan tidak ada pembelian kembali dalam tiga minggu pertama bulan Juli.
Kami ingin sekali membelanjakannya, tetapi kami tidak akan membelanjakannya kecuali kami pikir kami melakukan sesuatu yang berisiko sangat kecil dan dapat menghasilkan banyak uang bagi kami, kata Buffett pada rapat tahunan Berkshire tanggal 4 Mei, mengacu pada uang tunai Berkshire yang bejibun.
Sejak pertengahan Juli, Berkshire juga telah menjual lebih dari US$ 3,8 miliar saham di Bank of America. Ini adalah kepemilikan saham terbesar kedua Berkshire.
Buffett tetap menjadi penggemar berat Apple, yang mencerminkan kekuatan penetapan harga yang kuat dari pembuat iPhone dan basis pelanggan yang berkomitmen.
Ia mengatakan dalam rapat Mei lalu bahwa ia berharap Apple akan tetap menjadi investasi saham terbesar Berkshire. Tetapi penjualan saham Apple dalam dua kuartal masuk akal karena tarif pajak federal sebesar 21% atas keuntungan tersebut kemungkinan akan meningkat.
Buffett, 93 tahun, telah memimpin Berkshire sejak 1965. Buffett membangun Berkshire menjadi konglomerat dengan puluhan bisnis termasuk asuransi mobil Geico, rel kereta BNSF, Berkshire Hathaway Energy, pialang real estat dengan nama yang sama, dan Dairy Queen.
Wakil Ketua Greg Abel, 62 tahun, diharapkan pada akhirnya akan menggantikan Buffett sebagai kepala eksekutif Berkshire.