wmhg.org – CHICAGO. Kamala Harris, kandidat presiden dari Partai Demokrat, menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan pemotongan pajak bagi kelas menengah dalam pidatonya di Konvensi Nasional Demokrat.
Harris menyatakan bahwa sebagai presiden, ia akan memprioritaskan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif, dengan fokus pada memperkuat kelas menengah Amerika.
Pemotongan Pajak Kelas Menengah sebagai Prioritas
Dalam pidatonya, Harris berjanji akan meloloskan kebijakan pemotongan pajak untuk kelas menengah, yang menurutnya akan menguntungkan lebih dari 100 juta orang Amerika. Kebijakan ini diharapkan dapat meringankan beban pajak yang selama ini dirasakan oleh banyak keluarga di Amerika Serikat, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Harris juga mengkritik kebijakan pajak lawannya dari Partai Republik, Donald Trump, yang menurutnya tidak memberikan perhatian yang memadai kepada kelas menengah. Ia menyebut bahwa kebijakan tarif yang diusulkan oleh Trump justru akan berfungsi sebagai kenaikan harga, yang pada akhirnya merugikan rakyat biasa.
Selain pemotongan pajak, Harris juga berkomitmen untuk menciptakan ekonomi berbasis peluang, di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk bersaing dan meraih sukses.
Hal ini mencakup kebijakan yang lebih luas untuk memastikan akses yang adil terhadap kesempatan ekonomi, termasuk penciptaan lapangan kerja yang lebih baik dan penurunan ketimpangan ekonomi.
Harris menyebut bahwa membangun kelas menengah adalah tujuan utama dari pemerintahannya, jika terpilih. Ia berjanji untuk menciptakan ekonomi yang adil di mana setiap warga negara Amerika dapat memiliki peluang yang sama untuk berhasil.
Tantangan dan Resistensi
Meskipun proposal kebijakan Harris berpotensi menarik bagi banyak pemilih, rencana-rencana tersebut kemungkinan akan menghadapi tantangan, terutama dari kalangan korporasi dan Kongres AS.
Kongres sebelumnya telah menolak proposal serupa yang diajukan oleh Presiden Demokrat Joe Biden. Namun, Harris tetap optimis bahwa kebijakan-kebijakan ini diperlukan untuk memajukan ekonomi Amerika dan menciptakan kesetaraan yang lebih besar.
Minggu lalu, Harris juga menguraikan sejumlah proposal lainnya yang dirancang untuk mendukung mayoritas warga Amerika, termasuk larangan terhadap price gouging oleh pedagang grosir dan pembangunan perumahan yang lebih terjangkau.
Ia menekankan bahwa agenda ekonominya adalah tentang menciptakan peluang nyata bagi semua orang, bukan hanya untuk segelintir elit.
Kebijakan-kebijakan ini menandai perbedaan yang jelas antara Harris dan Trump dalam hal kebijakan ekonomi, khususnya dalam pendekatan terhadap pajak dan tarif.
Sementara Trump mengusulkan tarif sebagai cara untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang adil, Harris berpendapat bahwa pendekatan semacam itu justru dapat merugikan kelas menengah dan memperburuk ketidakpastian ekonomi.