wmhg.org – JAKARTA. Selat Bab el-Mandeb, jalur perairan strategis yang menghubungkan Teluk Aden dengan Laut Merah, kembali menjadi pusat perhatian global setelah serangkaian serangan diduga dilakukan oleh pemberontak Houthi.
Serangan ini menargetkan sebuah kapal tanker minyak mentah yang dimiliki oleh perusahaan yang berbasis di Athena. Meski Houthi belum secara resmi mengklaim serangan ini, pola serangan menunjukkan eskalasi ketegangan yang terjadi di kawasan tersebut, terutama setelah serangan baru-baru ini di Jalur Gaza.
Detail Serangan
Serangan pertama dilaporkan terjadi pada hari Kamis, di mana sebuah granat berpeluncur roket (RPG) meledak di dekat kapal. Pusat Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) melaporkan bahwa dua kapal kecil yang diawaki oleh orang-orang yang mengenakan jas hujan putih dan kuning meluncurkan RPG tersebut.
Meskipun serangan ini tidak menyebabkan kerusakan besar, namun menandai awal dari rangkaian serangan yang diduga kuat terkait dengan pemberontak Houthi.
Serangan kedua terjadi pada Jumat pagi, dengan sebuah misil yang meledak di dekat kapal tanker. UKMTO mengonfirmasi bahwa kapal dan kru dalam keadaan aman, meskipun misil tersebut meledak sangat dekat dengan kapal.
Serangan ketiga yang paling signifikan terjadi ketika sebuah perahu drone yang sarat dengan bom mencoba menyerang kapal tanker tersebut. Namun, tindakan cepat dari tim keamanan swasta di atas kapal berhasil menggagalkan serangan tersebut. Tim keamanan menembak perahu drone tersebut dan berhasil menghancurkannya sebelum mencapai target.
Firma keamanan swasta Ambrey, yang bertanggung jawab atas keamanan kapal tanker tersebut, melaporkan bahwa serangan dengan drone ini merupakan bagian dari profil target Houthi. Ambrey juga menegaskan bahwa kapal tersebut telah menjadi sasaran serangan sebelumnya pada hari yang sama, meskipun tidak ada kerusakan fisik atau cedera yang dilaporkan.
Latar Belakang Serangan
Serangan-serangan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat di kawasan Timur Tengah, terutama setelah pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran.
Dukungan Iran terhadap Houthi sebagai bagian dari apa yang disebut sebagai Poros Perlawanan regional telah memperburuk situasi, dengan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah menjadi lebih sering terjadi.
Selain itu, serangan ini juga datang setelah kampanye berbulan-bulan oleh pemberontak Houthi yang menargetkan jalur pelayaran di koridor Laut Merah, sebagai tanggapan atas perang yang terjadi di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas.
Kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas semakin meningkat dengan adanya insiden ini, yang memperlihatkan bahwa ancaman terhadap pelayaran internasional di kawasan ini masih sangat nyata.