wmhg.org – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia telah menetapkan Afrika sebagai salah satu kawasan prioritas diplomasi ekonomi.
Ke depannya, Kemlu RI akan menjadikan Afrika sebagai pasar non tradisional bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta swasta.
Target baru Kemlu RI tersebut disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kemlu RI, Dindin Wahyudin, hari Kamis (1/8).
Dindin melihat ada kesempatan besar bagi pengusaha Indonesia untuk memasarkan produknya ke Afrika.
Kesempatan besar bagi pengusaha Indonesia untuk menjual produk ke Afrika dan pemerintah hadir untuk memfasilitasi kita para pengusaha untuk go to Africa. Negara-negara Afrika membutuhkan hampir semua produk Indonesia seperti minyak sampai biskuit, kata Dindin, dikutip infopublik.id.
Selain itu, Kemlu RI juga akan terus berupaya memperkuat kerja sama dengan Afrika dalam kerangka Selatan-Selatan.
Kerjasama Selatan-Selatan adalah skema kerjasama antar negara berkembang yang dilakukan melalui berbagai hubungan bilateral dan atau multilateral secara mutual.
Indonesia juga akan menjadi tuan rumah High Level Forum on Multi-Stake Holder Partnership and Indonesia-Africa Forum (IAF) II, yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI melalui Forum Merdeka Barat (FMB 9).
IAF ke-2 akan mengundang 28 kepala negara atau pemerintahan, serta 800 organisasi internasional dan digelar di Bali pada 1-3 September 2024.
Tahun ini tema yang diangkat adalah Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063, dengan fokus menyoroti transformasi ekonomi dan isu-isu strategis lainnya.
Kegiatan lain seperti pertemuan kepala negara, diskusi panel, pameran, business matching, serta Indonesia-Africa Parliamentary Forum yang pertama juga telah masuk ke dalam agenda IAF ke-2 tahun ini.