wmhg.org – SAN FRANCISCO. Lip-Bu Tan mungkin merupakan salah satu eksekutif teknologi paling berpengaruh yang jarang terdengar namanya. Kini, ia menghadapi sorotan global setelah ditunjuk sebagai CEO baru Intel, perusahaan chip legendaris yang tengah menghadapi berbagai tantangan besar.
Tan, yang resmi diumumkan sebagai CEO Intel pada hari Rabu, dihadapkan pada tugas berat untuk membalikkan kinerja perusahaan yang dahulu menjadi simbol utama dari silicon di Silicon Valley.
Sosok yang Dikenal di Kalangan Raksasa Industri Chip
Meskipun tidak terkenal di kalangan publik luas, Tan memiliki keunggulan besar: hampir semua pelanggan lama dan potensial Intel mengenalnya dan pernah bekerja sama dengannya, baik melalui startup yang ia biayai maupun perusahaan perangkat lunak yang ia pimpin.
Tan memiliki hubungan erat dengan tokoh-tokoh industri seperti Lisa Su dari AMD dan Jensen Huang dari Nvidia—dua pemimpin industri chip AI yang menurut laporan Reuters sempat didekati untuk berinvestasi di Intel. Langkah-langkah Tan juga diperkirakan akan diawasi dengan cermat oleh Presiden AS Donald Trump, yang berharap Intel dapat bangkit kembali.
Baca Juga: Pasar Kripto Loyo! Volume Perdagangan Merosot, Trader Mulai Jenuh?
Tan bisa memanfaatkan pengalaman dan koneksi industrinya, sambil terus mendorong keunggulan di dalam Intel, kata analis independen Jack Gold. Semoga dewan direksi tidak menghambat langkah-langkah perubahannya.
Kabar penunjukan Tan sebagai CEO langsung disambut baik oleh pasar. Saham Intel melonjak lebih dari 10% dalam perdagangan pra-pasar pada hari Kamis.
Strategi Underdog untuk Menyelamatkan Intel
Untuk menyelamatkan salah satu perusahaan terbesar dalam industri semikonduktor, Tan, 65, mungkin akan menerapkan strategi yang pernah ia gunakan untuk membangun dan menyelamatkan perusahaan-perusahaan kecil yang kemudian tumbuh menjadi raksasa.
Lahir di Malaysia dan dibesarkan di Singapura, Tan kemudian menjadi warga negara AS. Ia datang ke Amerika Serikat untuk menempuh pendidikan tinggi di bidang teknik nuklir di Massachusetts Institute of Technology (MIT), lalu melanjutkan pendidikan bisnis di California.
Pada tahun 1987, ia mendirikan firma modal ventura Walden International, yang terkenal dengan investasinya di perusahaan-perusahaan startup inovatif.
Tan percaya bahwa tim kecil dengan ide desain chip yang baik dapat bersaing dengan raksasa industri, dan ia berani berinvestasi di ratusan startup.
Salah satu keberhasilannya adalah investasi di Annapurna Labs, startup yang kemudian dibeli Amazon seharga $370 juta dan menjadi pusat pengembangan chip internal raksasa e-commerce tersebut. Saat ini, Amazon menggunakan lebih banyak prosesor buatannya sendiri dibandingkan chip Intel.
Ia juga mendanai Nuvia, startup yang diakuisisi Qualcomm seharga $1,4 miliar pada 2021 dan kini menjadi bagian penting dari strategi Qualcomm dalam bersaing dengan Intel di pasar chip laptop dan PC.
Bahkan hingga kini, Tan tetap aktif dalam dunia startup, baik sebagai investor maupun sebagai pemimpin perusahaan yang bisa menjadi pesaing atau mitra strategis bagi Intel. Pekan ini, ia berinvestasi di startup AI photonic Celestial AI, yang didukung oleh AMD—salah satu pesaing utama Intel.
Visi Masa Depan: Pemisahan Desain dan Manufaktur Chip
Sebagai investor dan eksekutif, Tan adalah salah satu orang pertama yang menyadari tren besar dalam industri chip selama 30 tahun terakhir: bahwa desain dan manufaktur chip akan menjadi dua spesialisasi yang terpisah.
Dari 2009 hingga 2021, ia menjabat sebagai CEO Cadence Design Systems, sebuah perusahaan perangkat lunak desain chip yang berhasil ia selamatkan dari keterpurukan.
Tan mengarahkan Cadence untuk fokus pada pengembangan perangkat lunak desain chip canggih dan bermitra erat dengan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), yang sejak awal berkomitmen untuk hanya fokus pada produksi chip.
Di bawah kepemimpinannya, saham Cadence melonjak 3.200%, dan perusahaan ini berhasil mendapatkan Apple sebagai salah satu pelanggan terbesarnya. Keputusan Apple untuk beralih dari chip Intel ke desain prosesor mereka sendiri semakin memperkuat posisi Cadence dalam industri chip.
Perangkat lunak desain chip Cadence juga menjadi komponen utama bagi perusahaan seperti Broadcom, yang membantu Google dan Amazon merancang chip AI mereka sendiri untuk diproduksi oleh TSMC.
Ia benar-benar berhasil mengarahkan Cadence ke jalur yang tepat, kata Karl Freund, analis di Cambrian AI Research. Cadence membangun hubungan erat dengan TSMC dan melihatnya sebagai pemimpin utama dalam industri manufaktur chip.