Jakarta, wmhg.org Indonesia – Kepopuleran ChatGPT dengan cepat dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan siber. Dilaporkan chatbot itu digunakan sebagai cara mereka menyebar virus melalui ponsel para korbannya.
Tim peneliti keamanan siber CheckPoint Research (CPR) menemukan melihat banyak postingan di forum hacker terkait pembuatan infostealer, alat enkripsi dan malware lainnya. Semua itu dilakukan dengan bantuan ChatGPT.
Menurut laporan, beberapa penulis dalam forum itu adalah pemula di dunia pemrograman. Artinya tools bisa digunakan untuk menurunkan penghalang untuk masuk ke aksi kejahatan dunia maya.
Selain mengembangkan malware dan ransomware, pelaku juga berusaha memanfaatkan ChatGPT untuk membangun software pendukung. Seorang hacker dilaporkan menjelaskan menggunakan tools itu untuk membuat pasar sebuah tempat peretasan lain untuk memperjualbelikan barang ilegal dan curian dengan menggunakan mata uang kripto.
-
Google Bard AI Diumumkan, Chatbot Canggih Pesaing ChatGPT
-
Resesi Seks Bisa Makin Parah, Ada Tren Pacaran dengan Chatbot
-
ChatGPT Bikin Waswas, 6 Profesi Terancam Hilang Digantikan AI
Barang-barang itu cukup berbahaya misalnya data pembayaran, software berbahaya. Termasuk juga menjual obat-obatan dan senjata api.
Menurut Sergey Shykevich, Threat Intelligence Group Manager Check Point, para penjahat menganggap ChatGPT sangat menarik. Dia menjelaskan chatbot itu bisa mempercepat proses aksi peretasan.
Sama seperti ChatGPT yang bisa membantu pengembang dalam menulis kode, ChatGPT juga bisa digunakan untuk tujuan jahat, jelasnya dikutip Tech Radar, Kamis (9/2/2023).
Meskipun alat yang kami analisis dalam laporan cukup mendasar, hanya masalah waktu hingga pelaku ancaman yang lebih canggih menyempurnakan cara menggunakan alat berbasis AI.
Dia menjanjikan pihaknya akan terus melakukan penyelidikan soal ChatGPT selama beberapa minggu ke depan.