wmhg.org – WASHINGTON. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Kamis, menyatakan bahwa dirinya merasa menyesal atas serangan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober, meskipun ia tidak secara eksplisit mengakui tanggung jawab atas kejadian tersebut.
Netanyahu, yang selama ini menghindari permintaan maaf atas kegagalan keamanan dalam serangan terburuk yang pernah dialami Israel dan lebih fokus pada upaya penghancuran Hamas, ditanya apakah ia akan meminta maaf dalam sebuah wawancara dengan majalah Time. Meminta maaf? jawabnya seperti dikutip.
Tentu saja, tentu saja. Saya sangat menyesal bahwa hal seperti ini terjadi. Dan Anda selalu melihat ke belakang dan bertanya, 'Apakah kita bisa melakukan sesuatu yang dapat mencegahnya?' ujar Netanyahu.
Sebagai pemimpin sayap kanan, Netanyahu adalah perdana menteri dengan masa jabatan terpanjang dalam sejarah Israel dan telah lama memposisikan dirinya sebagai pelindung keamanan Israel.
Tak lama setelah serangan 7 Oktober, Netanyahu mengunggah di media sosial bahwa dinas intelijen telah gagal mengantisipasi operasi Hamas dan memperingatkannya. Ia kemudian menghapus dan meminta maaf atas unggahan tersebut setelah banyak warga Israel menuduhnya mengalihkan kesalahan dan membahayakan persatuan nasional.
Dalam wawancara tersebut, majalah Time bertanya kepada Netanyahu apa pesannya kepada saingan politik yang memimpin negara di tengah kegagalan keamanan terburuk. Netanyahu menjawab bahwa hal itu tergantung pada apakah pemimpin tersebut dapat membawa Israel menuju kemenangan.
Bisakah mereka memastikan bahwa situasi pascaperang akan membawa perdamaian dan keamanan? Jika jawabannya ya, mereka harus tetap berkuasa, katanya.
Hamas pada 7 Oktober melakukan serangan paling mematikan dalam sejarah Israel, dengan total 1.198 orang tewas, sebagian besar adalah warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan data resmi Israel. Militan Palestina menangkap 251 sandera, 111 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 39 orang yang menurut militer Israel sudah meninggal.
Serangan militer balasan Israel di Gaza telah menyebabkan setidaknya 39.677 orang tewas, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas, yang tidak merinci jumlah korban sipil dan militan.