wmhg.org – BANGKOK. Pada tanggal 18 Agustus 2024, Paetongtarn Shinawatra, putri dari mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, secara resmi diangkat sebagai Perdana Menteri Thailand oleh Raja Maha Vajiralongkorn.
Pengangkatan ini menandai babak baru dalam sejarah politik Thailand, di mana Paetongtarn, yang berusia 37 tahun, menjadi Perdana Menteri termuda dalam sejarah negara tersebut.
Pengangkatan Paetongtarn Shinawatra
Paetongtarn Shinawatra, seorang tokoh politik yang relatif baru di kancah pemerintahan Thailand, telah mendapatkan dukungan penuh dari Raja Maha Vajiralongkorn.
Pengangkatan ini dilakukan setelah pemilihan di parlemen pada hari Jumat, di mana Paetongtarn memperoleh hampir dua pertiga suara untuk menjadikannya Perdana Menteri wanita kedua Thailand setelah Yingluck Shinawatra, serta menjadi anggota ketiga dari keluarga Shinawatra yang memegang jabatan tersebut.
Ceremonial pengangkatan Paetongtarn dilaksanakan di Bangkok dengan penuh khidmat, di mana dia mengenakan seragam resmi dan melakukan penghormatan kepada potret Raja sebelum memberikan pidato singkat yang menyampaikan rasa terima kasihnya.
Dalam pidatonya, Paetongtarn berkomitmen untuk menjalankan tugasnya dengan hati terbuka dan mendengarkan semua pendapat untuk membawa Thailand menuju stabilitas.
Tantangan yang Dihadapi
Paetongtarn menghadapi sejumlah tantangan besar dalam masa kepemimpinannya yang akan datang:
1. Ekonomi yang Terpuruk
Ekonomi Thailand saat ini sedang menghadapi kemerosotan, dan Paetongtarn harus segera mengambil langkah-langkah untuk memperbaikinya.
Program andalan partainya, Pheu Thai, yaitu skema dompet digital senilai 500 miliar baht ($15 miliar), belum berhasil direalisasikan sepenuhnya. Paetongtarn berjanji untuk melanjutkan kebijakan ini sambil mencari opsi tambahan untuk memastikan keberlanjutannya secara fiskal.
2. Populasi Pheu Thai yang Menurun
Partai Pheu Thai yang dipimpin oleh Paetongtarn saat ini menghadapi penurunan popularitas. Hal ini memerlukan penanganan strategis agar partai ini dapat kembali mendapatkan dukungan publik yang kuat.
3. Kesehatan Universal dan Kebijakan Gender
Paetongtarn berkomitmen untuk melanjutkan kebijakan sebelumnya, termasuk reformasi ekonomi besar-besaran, penanganan obat-obatan ilegal, peningkatan sistem kesehatan universal, dan promosi keberagaman gender. Keberhasilan dalam area ini akan sangat menentukan efektivitas kepemimpinannya.
Baca Juga: Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra Dapat Pengampunan Kerajaan, akan Bebas Minggu
Implikasi Politik dan Sosial
Pengangkatan Paetongtarn Shinawatra juga memiliki implikasi signifikan bagi dinamika politik dan sosial di Thailand:
1. Warisan Keluarga Shinawatra
Keluarga Shinawatra, yang telah menjadi kekuatan dominan dalam politik Thailand selama dua dekade terakhir, kini menghadapi masa depan yang tidak pasti. Dengan penurunan popularitas dan tantangan politik yang dihadapi oleh Paetongtarn, masa depan keluarga ini akan menjadi salah satu faktor penting dalam lanskap politik Thailand.
2. Krisis dan Kebangkitan Kembali
Kepemimpinan Paetongtarn terjadi di tengah periode krisis politik yang terus-menerus di Thailand, di mana kudeta dan keputusan pengadilan sering kali mengguncang pemerintahan. Pengangkatan ini bisa jadi menandakan perubahan signifikan dalam stabilitas politik Thailand.
3. Respon terhadap Penolakan Srettha
Kepemimpinan Paetongtarn mengikuti pengunduran Srettha Thavisin setelah keputusan pengadilan yang tidak menguntungkan. Ini menunjukkan risiko besar bagi Paetongtarn dalam menghadapi tantangan dari pengadilan dan struktur politik yang tidak stabil.