Jakarta, wmhg.org Indonesia – Pandemi Covid-19 membawa keuntungan besar bagi Apple. App Store dikabarkan menghasilkan US$643 miliar atau Rp9.191 triliun dari penagihan dan penjualan selama 2020.
Capaian tersebut meningkat 24% dari tahun lalu dan penyebabnya adalah pandemi Covid-19 yang mendorong konsumen menggunakan ponsel dan tablet, dikutip dari wmhg.org Internasional, Kamis (3/6/2021).
-
Bukan Bitcoin Cs, China Kembali Sebar Uang Digital Yuan
-
Huawei Resmi Ceraikan Android, Pakai HarmonyOS di Ponselnya
-
Dirut BRI Buka-bukaan Soal Bank Digital
Informasi itu datang dari Analysis Group, yang juga memasukkan transaksi ditangani oleh Apple. Termasuk aplikasi berbayar dan pembelian dalam aplikasi.
Selain itu juga melihat pembelian dan aktivitas ekonomi lain lewat aplikasi dan tidak melibatkan perusahaan itu secara langsung. Misalnya penjualan iklan yang ada dalam aplikasi.
Disebutkan 90% dari capaian tersebut adalah terjadi di luar App Store. Artinya Apple tidak mengambil komisi pada penjualan.
Penghasilan Apple ini datang tak lama setelah ada pengawasan mengenai keuntungan pada pembelan dalam aplikasi. Apple memotong 15% dan 30% dari pembelian software atau barang digital dari aplikasi yang didistribusikan melalui App Store.
Para pengembang menuduh App Store tidak adil pada perusahaan kecil. Terbaru, Epic Games menggugat Apple dan menyebutkan toko aplikasinya sebagai anti persaingan.
Apple jelas membantah tudungan itu. Perusahaan tersebut menyatakan jika pihaknya tidak memiliki pangsa pasar dominan dalam kategori apapun.
Baru-baru ini, komisi App Store juga telah dipotong menjadi 15% yang diperuntukkan bagi perusahaan kecil.
Soal gugatan, Apple menyebutkan membangun App Store dan telah menetapkan aturan. Hal tersebut dirancang dengan memastikan aplikasi yang ada berkualitas tinggi dan aman.
Berikut rincian US$643 miliar yang dihasilkan lewat aplikasi iPhone dan iPad tahun 2020 berdasarkan hasil studi:
- US$511 miliar (Rp7.304 triliun) dari penjualan barang dan jasa fisik lewat aplikasi, termasuk US$383 miliar (Rp5.474 miliar) dari aplikasi ritel, US$38 miliar (Rp543,2 triliun) melalui aplikasi perjalanan, dan pengiriman serta pengambilan makan senilai US$36 miliar (Rp514,7 triliun).
- US$86 miliar atau Rp1.229 triliun dari barang dan layanan digital.
- US$46 miliar atau Rp657,7 triliun dari iklan dalam aplikasi.