wmhg.org – TRIPOLI. Misi Dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libya atawa The United Nations Support Mission in Libya (UNSMIL) mengeluarkan pernyataan terkait keprihatinan mendalam atas memburuknya situasi di Libya akibat keputusan sepihak.
Sengketa atas kendali Bank Sentral Libya telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan sumber daya keuangan negara tersebut.
UNSMIL mengadakan pertemuan darurat untuk semua pihak yang terlibat dalam krisis Bank Sentral Libya guna mencapai konsensus berdasarkan kesepakatan politik, hukum yang berlaku, dan prinsip independensi bank sentral, kata pernyataan itu.
Misi PBB telah menyerukan penangguhan keputusan sepihak, pencabutan force majeure di ladang minyak, penghentian eskalasi dan penggunaan kekerasan, serta perlindungan karyawan Bank Sentral.
Perekonomian Libya sangat bergantung pada pendapatan minyak, dan telah ada upaya untuk memberlakukan force majeure pada ladang-ladang minyak, yang secara efektif memutus sumber pendapatan utama negara tersebut.
Sebelumnya pada hari Senin, pemerintah Libya yang berbasis di timur memerintahkan penutupan ladang-ladang minyak di Libya timur, yang menyumbang hampir seluruh produksi negara tersebut, menghentikan produksi dan ekspor setelah ketegangan meningkat terkait kepemimpinan Bank Sentral.
Belum ada konfirmasi mengenai tindakan ini dari pemerintah yang diakui secara internasional di Tripoli atau dari National Oil Corp (NOC), yang mengendalikan sumber daya minyak negara tersebut.