wmhg.org – Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, OCHA, mengungkap bahwa bantuan kemanusiaan ke Gaza utara hampir seluruhnya terblokir selama dua bulan terakhir.
Pemblokiran akses yang dilakukan oleh militer Israel itu menyebabkan 65.000-75.000 penduduk Palestina tidak memiliki akses terhadap makanan, air, listrik, atau perawatan kesehatan selama sekitar 66 hari.
Di wilayah utara, Israel terus melakukan pengepungan terhadap Beit Lahiya, Beit Hanoun dan Jabaliya, sementara warga Palestina yang tinggal di sana sebagian besar tidak mendapatkan bantuan, kata OCHA dalam laporannya, dikutip AP.
Lebih lanjut, OCHA menjelaskan bahwa hanya ada empat toko roti yang saat ini masih beroperasi di seluruh Jalur Gaza, semuanya di Kota Gaza. Semua toko roti tersebut didukung oleh PBB.
Sigrid Kaag, Koordinator Senior Kemanusiaan dan Rekonstruksi PBB, menjelaskan bahwa situasi tersebut telah secara signifikan memengaruhi ketertiban.
Warga sipil yang berusaha bertahan hidup di Gaza menghadapi situasi yang sangat menghancurkan, kata Kaag.
Mininmnya bantuan kemanusiaan yang masuk telah memicu penjarahan. Akibatnya, banyak organisasi bantuan tidak dapat mengirimkan makanan dan kebutuhan kemanusiaan lainnya kepada ratusan ribu warga Palestina yang membutuhkan.
Kami berulang kali meminta Israel memberikan akses bagi konvoi ke Gaza Utara dan tempat lainnya, mengizinkan masuknya barang-barang komersial, membuka kembali penyeberangan Rafah dari Mesir di selatan, dan menyetujui barang-barang serba guna, lanjut Kaag.
Kaag mengakui bahwa PBB dan organisasi kemanusiaan lain telah memiliki logistik yang diperlukan untuk operasi di Gaza. Sayangnya, pihak-pihak yang terlibat konflik tidak memiliki kemauan politik yang kuat untuk mempermudah akses bantuan.
Saya terus mendesak kepada anggota Dewan Keamanan PBB dan masyarakat internasional yang lebih luas. Yang perlu ditekankan saat ini adalah kemauan politik untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza yang semakin memburuk, pungkasnya.
Aksi genosida Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 44.758 warga Palestina dan melukai 105.834 orang sejak 7 Oktober 2023. Sebagian besar korban tewas adalah anak-anak dan perempuan. Jumlahnya dipastikan masih akan terus bertambah.
Tonton: Soal Konflik Palestina, Presiden Prabowo Dukung Solusi Dua Negara