wmhg.org – MAKAU. Bisnis judi di Makau tengah menurun. Pendapatan dari judi, yang merupakan pendapatan terbesar Makau, melemah sejalan lesunya belanja konsumen China. Penurunan ini memaksa Makau untuk mencari sumber pendapatan baru.
Tingkat belanja konsumen China yang melemah berdampak pada bisnis perjudian di Makau. Pada Januari 2025, pendapatan perjudian di Makau menurun 5,6%.
Menurut data Gaming Inspection and Coordination Bureau Makau, dirilis Sabtu (1/2), pendapatan kotor pusat perjudian terbesar di dunia ini mencapai 18,25 miliar pataca, setara Rp 37,61 triliun. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi analis yang memperkirakan ada peningkatan pendapatan 0,9% secara tahunan, juga lebih rendah 26,8% dibandingkan tingkat sebelum pandemi pada tahun 2019.
Data bulan Januari 2025 ini menambah tanda-tanda pemulihan industri judi di Makau mulai melemah. Ini sejalan dengan perlambatan ekonomi China, yang membatasi tingkat pengeluaran konsumen. Saat Tahun Baru Imlek, yang merupakan periode libur terpanjang di China, perjalanan masih meningkat.
Makau melaporkan sekitar 3 juta kedatangan pengunjung pada Desember 2024, atau baru memenuhi sekitar 99% dari jumlah sebelum pandemi. Untuk Januari 2025, belum ada laporan baru.
Namun menurut JPMorgan Chase & Co, hotel-hotel di Makau hampir sepenuhnya dipesan untuk liburan Tahun Baru Imlek selama delapan hari. Ini menunjukkan permintaan yang kuat dan kemungkinan menghasilkan rekor jumlah kunjungan, tulis JPMorgan Chase & Co.
Namun hasil yang kuat bukan hal yang tidak biasa untuk musim liburan, mengingat tren yang sama terjadi selama periode sama pada tahun lalu. Hasil yang masih positif ini membuat Makau akan mendiversifikasi sumber pendapatan tahun ini, seperti lebih banyak mengadakan konser, acara olahraga dan konferensi. Ini diharap bisa mengurangi ketergantungan pada industri perjudian.