wmhg.org – JAKARTA. Kejadian kekerasan yang menargetkan para penggemar sepak bola Israel di pusat Amsterdam telah memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk pejabat pemerintah Belanda dan Israel.
Insiden ini bertepatan dengan kunjungan penggemar klub Maccabi Tel Aviv yang datang untuk menyaksikan pertandingan Liga Europa melawan Ajax.
Meskipun terdapat kehadiran polisi yang cukup masif, sejumlah pendukung Israel mengalami luka-luka di beberapa bagian ibu kota Belanda tersebut.
Investigasi mendalam pun telah dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mengidentifikasi pelaku kekerasan yang menyebabkan ketegangan internasional.
Pernyataan Schoof didukung oleh Koordinator Nasional untuk Memerangi Antisemitisme di Belanda yang menganggap bahwa batas telah terlewati dan menyatakan bahwa kesiapan untuk melakukan kekerasan dalam kasus ini sangat memprihatinkan.
Presiden Israel, Isaac Herzog, menyebut serangkaian insiden ini sebagai “pogrom” terhadap warga negara Israel dan penggemar Maccabi.
Sementara itu, Geert Wilders, politisi Belanda yang dikenal vokal dalam pandangan anti-Islam, juga menuduh bahwa kegagalan otoritas dalam melindungi warga Israel sangat disesalkan dan menyatakan bahwa pemerintah harus bertanggung jawab.
Tuduhan Terhadap Pengemudi Taksi dan Ketegangan di Dam Square
Ketua Komite Yahudi Pusat Belanda (CJO), Chanan Hertzberger, menuding beberapa pengemudi taksi turut andil dalam memperkeruh situasi dengan membantu mengarahkan massa untuk mengepung sasaran tertentu.
Rekaman video yang beredar menunjukkan upaya untuk menyerang dan bahkan menabrak warga Israel, serta aksi brutal lainnya yang semakin memperparah kondisi keamanan.
Di Dam Square, bentrokan antara pendukung Maccabi Tel Aviv dan kelompok pro-Palestina telah memuncak sebelum pertandingan dimulai.
Sejumlah pendukung Israel dilaporkan melepaskan kembang api dan merobek bendera Palestina yang berada di sekitar lokasi tersebut.
Setelah pertandingan berakhir, ketegangan kembali meningkat, dengan rekaman yang menunjukkan massa berpakaian gelap melakukan tindakan kekerasan lebih lanjut.
Baca Juga: Chelsea Bantai Noah 8-0, Dinilai Terlalu Dominan di Conference League
Pengiriman Pesawat Penyelamatan dan Peringatan dari Pemerintah
Seiring meningkatnya ketegangan, maskapai penerbangan Israel, El Al, mengirimkan dua pesawat penyelamatan ke Amsterdam untuk membawa warga Israel kembali ke tanah air.
Sebelumnya, Perdana Menteri Netanyahu sempat berencana mengirimkan pesawat militer namun membatalkan rencana tersebut setelah pemerintah Belanda menjamin langkah-langkah keamanan tambahan bagi warga negara Israel di Amsterdam.
Kementerian Luar Negeri Israel juga menyampaikan peringatan agar warganya yang berada di Amsterdam tetap berada di hotel masing-masing dan menghindari kerumunan.
Stasiun penyiaran publik Kan mengabarkan bahwa tiga warga Israel belum dapat dihubungi, yang memperkuat kekhawatiran akan adanya korban yang masih belum ditemukan.
Dampak Internasional dan Reaksi Global
Duta Besar Khusus Amerika Serikat untuk Antisemitisme, Deborah Lipstadt, menyatakan keterkejutannya atas insiden di Amsterdam yang mengingatkan pada pogrom Nazi pada November 1938.
Ia merasa terganggu oleh intensitas dan durasi serangan ini, terutama karena bertepatan dengan peringatan tahunan kekerasan Nazi terhadap komunitas Yahudi di Jerman.
Koordinator Belanda untuk Memerangi Antisemitisme juga menyebutkan bahwa rekaman kekerasan di malam sebelum peringatan 1938 ini sangat menyedihkan dan mencemarkan kehormatan bangsa.
Dia menambahkan bahwa tindakan tegas sangat dibutuhkan untuk mengatasi kekerasan berbasis kebencian yang berpotensi menimbulkan ketakutan jangka panjang di antara komunitas Yahudi dan Israel.
Baca Juga: Barcelona Bersinar! Lewandowski Dekati Rekor Gol Liga Champions
Dampak dan Langkah Ke Depan
Insiden ini telah menciptakan ketegangan diplomatik antara Israel dan Belanda, yang berusaha memperkuat jaminan keamanan bagi warganya yang menjadi korban kekerasan berbasis kebencian.
Penyelidikan kepolisian yang komprehensif diharapkan dapat mengidentifikasi dan menuntut pelaku, sementara pemerintah Belanda perlu mempertimbangkan langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.