wmhg.org – Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, dikabarkan telah meninggalkan negaranya pada hari Senin (5/8) menyusul demonstrasi besar-besaran yang berujung tewasnya ratusan orang.
Bangladesh ada di bawah status darurat keamanan setelah aksi demonstrasi lahir sebagai protes terhadap kuota pekerjaan. Aksi tersebut berkembang menjadi gerakan yang menuntut turunnya Hasina dari kursi pemerintahan.
Di ibukota Dhaka, pengunjuk rasa naik ke atas patung ayah Hasina, pendiri negara Sheikh Mujibur Rahman, dan mulai memahat kepalanya dengan kapak.
Panglima militer Jenderal Waker-Uz-Zaman, pada hari Senin telah mengumumkan pengunduran diri Hasina dalam pidato yang disiarkan televisi dan mengatakan pemerintahan sementara akan dibentuk.
Kami telah mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin partai politik besar, kecuali Liga Awami yang sudah lama berkuasa. Kami akan segera bertemu dengan Presiden Mohammed Shahabuddin untuk membahas langkah ke depan, kata Jenderal Waker-Uz-Zaman, dikutip Reuters.
Baca Juga: Kerusuhan di Bangladesh: Perdana Menteri Sheikh Hasina Diminta Mundur
Hasina Kabur ke India
Hasina dilaporkan telah mendarat di lapangan terbang militer Hindon dekat Delhi, kata dua pejabat pemerintah India pada hari Senin.
Kepada Reuters, dua oknum itu menambahkan bahwa Penasihat Keamanan Nasional India Ajit Doval juga menemuinya di sana.
Putra Hasina, Sajeeb Wazed Joy, kepada BBC World Service mengatakan bahwa ibunya meninggalkan negara itu demi keselamatannya sendiri atas desakan keluarganya.
Sajeeb mengatakan bahwa ibunya merasa kecewa karena merasa kerja kerasnya selama ini tidak dihargai oleh kelompok minoritas.
Dia sangat kecewa karena setelah semua kerja kerasnya, kelompok minoritas bangkit melawannya. Dia tidak akan berusaha lagi ke politik, kata Sajeeb.
Baca Juga: PM Bangladesh Sheikh Hasina Mengundurkan Diri dan Kabur dari Istana
Kerusuhan di Bangladesh
Demonstrasi di Bangladeh berkembang menjadi kampanye menuntut penggulingan Hasina, kemudian direspons dengan keras oleh aparat sehingga menyebabkan sekitar 250 orang terbunuh dan ribuan lainnya terluka.
Bangladesh akhir-akhir ini dilanda pertumbuhan ekonomi yang lambat, inflasi, hingga naiknya angka pengangguran.
Bulan lalu, setidaknya 150 orang tewas dan ribuan lainnya terluka dalam kekerasan yang dipicu oleh kelompok mahasiswa yang memprotes kuota pekerjaan.
Selama akhir pekan lalu, penyerangan, aksi vandalisme, pembakaran, hingga penjarahan terjadi dan menargetkan gedung-gedung pemerintah, kantor partai Liga Awami pimpinan Hasina, kantor polisi dan gedung perwakilan masyarakat.