wmhg.org – Anwar El Ghazi telah berjanji untuk menyumbangkan 500.000 euro atau setara dengan Rp 8,6 miliar gajinya untuk anak-anak di Gaza.
Jumlah tersebut setara dengan sepertiga dari gaji yang telah diterimanya dari klub sepak bola yang menaunginya, Mainz 05, karena secara keliru mengakhiri kontraknya atas dukungannya terhadap warga Palestina dalam perang Israel-Hamas.
Mengutip Reuters, Klub Bundesliga tersebut menskors pemain asal Belanda tersebut atas unggahan di media sosial yang menunjukkan dukungannya terhadap warga Palestina pada bulan Oktober, bulan ketika militan Hamas mengamuk di Israel selatan, yang memicu invasi Israel ke daerah kantong Palestina tersebut.
Klub tersebut mengakhiri kontraknya bulan berikutnya.
Pengadilan Jerman memutuskan bulan lalu bahwa kontraknya diakhiri secara keliru. El Ghazi, yang menandatangani kontrak dengan klub juara Cardiff City bulan ini, memiliki kontrak dengan Mainz hingga tahun 2025.
Putusan Pengadilan Perburuhan Mainz memerintahkan Mainz untuk membayar gajinya selama sembilan bulan terakhir, dengan total 1,7 juta euro.
El Ghazi mengatakan kepada Athletic bahwa ia telah menerima pembayaran sebesar 1,5 juta euro dari Mainz terkait pemecatannya.
Seorang perwakilan klub mengatakan kepada Reuters pada Sabtu (24/8/2024), Mainz telah mengikuti perintah pengadilan dan melakukan pembayaran tetapi mereka akan mengajukan banding terhadap putusan tersebut setelah menerima alasan tertulis atas putusan tersebut.
Pada hari Jumat, El Ghazi menulis di media sosial:
Saya ingin menggunakan momen ini untuk berterima kasih kepada Mainz atas dua hal. Pertama, atas pembayaran finansial yang substansial, 500 ribu di antaranya akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek bagi anak-anak di Gaza. Saya berharap Mainz, meskipun berulang kali gagal menghindari pembayaran yang seharusnya, merasa terhibur dengan pengetahuan bahwa mereka, melalui saya, telah memberikan kontribusi finansial dalam upaya membuat hidup anak-anak Gaza sedikit lebih mudah ditanggung.
Kedua, dalam upaya membungkam saya, membuat suara saya semakin keras bagi mereka yang tertindas dan tak bersuara di Gaza.
Menurut penghitungan Israel, orang-orang bersenjata Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 sandera pada 7 Oktober.
Militer Israel sejak itu telah meratakan Gaza, mengusir hampir semua penduduknya dari rumah mereka dan menewaskan sedikitnya 40.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina. Israel mengatakan telah menewaskan sekitar 17.000 militan.
Para kritikus menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina, yang kemudian dibantah Israel.