wmhg.org – Philip Morris International (PMI) mengumumkan pada Selasa (27/8) bahwa perusahaan akan menginvestasikan US$232 juta untuk meningkatkan kapasitas produksi kantong nikotin ZYN di pabriknya yang berlokasi di Owensboro, Kentucky.
Langkah bisnis ini diambil untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi terhadap produk tersebut.
Investasi ini akan dilakukan melalui salah satu afiliasi Swedish Match milik PMI dan menyusul pengumuman sebelumnya sekitar sebulan lalu mengenai investasi sebesar US$600 juta untuk membuka fasilitas produksi ZYN di Colorado.
Alasan Investasi
Pengiriman produk ZYN mengalami pertumbuhan yang melambat menjadi 54% pada kuartal kedua yang dilaporkan pada Juli lalu.
Permintaan yang tinggi terhadap produk ini telah menimbulkan kendala jangka pendek dalam rantai pasokan dan mempengaruhi pertumbuhan volume secara keseluruhan.
ZYN merupakan alternatif dari produk tembakau kunyah tradisional. Produk ini berupa kantong nikotin yang menurut Philip Morris, tidak mengandung tembakau.
Latar Belakang
Philip Morris mengakuisisi Swedish Match, perusahaan induk ZYN, dalam kesepakatan senilai US$16 miliar pada tahun 2022.
Akuisisi ini dilakukan seiring dengan upaya perusahaan-perusahaan tembakau untuk memperkaya portofolio mereka dengan produk-produk alternatif selain tembakau tradisional, di tengah meningkatnya kesadaran kesehatan dan regulasi yang lebih ketat.
Pada Juni lalu, PMI menghentikan penjualan online di ZYN.com di seluruh Amerika Serikat (AS) setelah menerima panggilan dari Distrik Columbia yang meminta informasi mengenai kepatuhan perusahaan terhadap larangan penjualan semua produk tembakau beraroma di D.C. yang diberlakukan pada tahun 2022.
Selain itu, terdapat kekhawatiran bahwa penjualan ilegal ZYN—di tengah kekurangan pasokan—dapat mengurangi angka penjualan PMI, seperti yang dibahas dalam panggilan konferensi kuartal kedua perusahaan pada Juli lalu.
Rencana ke Depan
Pembangunan untuk perluasan fasilitas di Kentucky saat ini sedang berlangsung dan PMI mengharapkan proyek ini selesai pada kuartal kedua tahun 2025.
Untuk meningkatkan produksi, PMI menyatakan bahwa fasilitas tersebut akan beroperasi selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu mulai kuartal keempat tahun ini.
Pada Juli lalu, perusahaan juga menyebutkan bahwa ekspansi ini diharapkan dapat menyediakan kapasitas sekitar 900 juta kaleng ZYN untuk tahun 2025.