wmhg.org – JAKARTA. Bangladesh, sebuah negara di Asia Selatan yang selama ini dikenal dengan dinamika politiknya, kini tengah menghadapi periode yang penuh ketegangan dan ketidakpastian.
Pada tanggal 5 Agustus 2024, gelombang protes besar-besaran memaksa Perdana Menteri Sheikh Hasina untuk mengundurkan diri dan melarikan diri dari negara tersebut.
Sejak lebih dari sebulan terakhir, Bangladesh mengalami gelombang protes yang meluas. Demonstrasi ini dimulai sebagai penolakan terhadap kuota pekerjaan sipil yang kontroversial, tetapi dengan cepat berkembang menjadi tuntutan untuk pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Protes ini mencerminkan ketidakpuasan mendalam di kalangan rakyat Bangladesh terhadap pemerintahan yang sudah berkuasa selama 15 tahun.
Salah satu pemicu utama kerusuhan adalah kebijakan kuota pemerintah yang menetapkan bahwa lebih dari separuh pekerjaan di sektor publik harus dialokasikan untuk kelompok tertentu. Meskipun kebijakan ini telah direduksi oleh pengadilan tertinggi Bangladesh, ketidakpuasan tetap tinggi di kalangan masyarakat yang merasa terpinggirkan.
Pemerintahan Sheikh Hasina telah menghadapi tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan kecurangan dalam pemilihan umum. Kritikus menyatakan bahwa pemerintah menggunakan lembaga negara untuk memperkuat kekuasaannya dan menekan oposisi, termasuk melalui pembunuhan aktivis oposisi secara extrajudicial.
Baca Juga: Kerusuhan di Bangladesh: Perdana Menteri Sheikh Hasina Diminta Mundur
Kejatuhan Sheikh Hasina
Pada 5 Agustus 2024, suasana di Dhaka, ibu kota Bangladesh, mencapai puncaknya ketika demonstran berhasil menyerbu istana Perdana Menteri Sheikh Hasina. Dalam sebuah pidato yang disiarkan secara langsung, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Waker-Uz-Zaman mengumumkan pengunduran diri Hasina dan berjanji untuk membentuk pemerintahan sementara.
Jenderal Waker, yang mengenakan seragam militer, mengumumkan bahwa ia mengambil alih tanggung jawab penuh atas situasi tersebut. Beliau juga menyatakan akan berbicara dengan presiden untuk membentuk pemerintahan interim dan berkomitmen untuk mengembalikan kedamaian ke Bangladesh.
Sheikh Hasina, yang berusia 76 tahun, dilaporkan telah melarikan diri dengan helikopter militer ke India. Laporan menyebutkan bahwa ia mendarat di Agartala, ibu kota negara bagian Tripura di India, tetapi verifikasi resmi masih belum dilakukan.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Krisis politik di Bangladesh telah menyebabkan kerusakan besar pada sektor ekonomi dan sosial. Serangan protes yang meluas mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan menciptakan suasana ketidakstabilan yang meluas.
Demonstran yang menyerbu kediaman resmi Sheikh Hasina tidak hanya merusak properti, tetapi juga mencuri barang-barang dan menghancurkan patung-patung. Kerusakan ini mencerminkan ketidakpuasan mendalam di kalangan masyarakat terhadap pemerintahan yang dianggap korup.
Krisis ini telah mempengaruhi ekonomi Bangladesh secara signifikan. Gangguan terhadap kegiatan ekonomi dan ketidakpastian politik dapat mengakibatkan penurunan investasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat. Banyak bisnis menghadapi kerugian akibat kerusakan infrastruktur dan kekacauan sosial.
Setelah pengunduran diri Hasina, militer Bangladesh segera bergerak untuk mengendalikan situasi. Jenderal Waker-Uz-Zaman menyatakan bahwa mereka akan mengusut semua kasus pembunuhan yang terjadi selama protes dan berusaha menjaga ketertiban.
Pemerintahan sementara yang akan dibentuk di bawah pengawasan militer diharapkan dapat mengembalikan stabilitas dan keamanan. Jenderal Waker berkomitmen untuk berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk oposisi dan masyarakat sipil, untuk memastikan transisi yang lancar.
Jenderal Waker juga mengimbau kepada masyarakat untuk menghentikan kekerasan dan bekerja sama dalam proses pemulihan. Ia menekankan pentingnya menjaga ketenangan dan mendukung usaha pemerintah baru dalam memulihkan keamanan.
Baca Juga: Militer Bangladesh Terapkan Jam Malam, Redam Aksi Protes Mahasiswa yang Kian Memanas
Perspektif Masa Depan
Dengan pengunduran diri Sheikh Hasina dan pembentukan pemerintahan interim, masa depan politik Bangladesh masih tidak pasti. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memprediksi arah politik negara ini.
Stabilitas politik akan menjadi tantangan utama bagi pemerintahan interim. Upaya untuk memulihkan kepercayaan masyarakat dan memastikan proses pemilihan yang adil dan transparan akan menjadi kunci untuk masa depan yang stabil.
Reformasi sistem pemerintahan dan pemilihan akan menjadi prioritas untuk mencegah terulangnya situasi serupa di masa depan. Penting bagi pemerintah baru untuk mengatasi masalah yang memicu protes dan mengimplementasikan kebijakan yang lebih inklusif.