wmhg.org – Perdana Menteri Sementara Bangladesh, Muhammad Yunus, menjadikan pemberian perlindungan kepada warga Rohingya sebagai salah satu prioritas kebijakannya.
Yunus menyampaikan pidato kebijakan besar pertamanya pada hari Minggu (18/8) di depan para diplomat dan perwakilan PBB.
Yunus berjanji, pemerintahannya
akan terus mendukung jutaan lebih warga Rohingya yang berlindung di Bangladesh.
Kita membutuhkan upaya berkelanjutan dari komunitas internasional untuk operasi kemanusiaan Rohingya dan pemulangan mereka ke tanah air mereka, Myanmar, dengan aman, bermartabat, dan hak penuh, kaya Yunus, dikutip Al Jazeera.
Sekitar satu juta warga Rohingya saat ini masih bermukim di Bangladesh. Kebanyakan dari mereka melarikan diri dari Myanmar pada tahun 2017.
Tindakan keras militer Myanmar terhadap penduduk Rohingya itu sampai saat ini masih menjadi subjek penyelidikan genosida oleh pengadilan PBB.
Awal bulan ini, badan amal medis Doctors Without Borders, mengatakan bahwa semakin banyak warga Rohingya yang tiba di Bangladesh dari Myanmar dengan kondisi cedera akibat perang. Lebih dari 40% korban luka adalah perempuan dan anak-anak.
Selain masalah Rohingya, Yunus juga akan berusaha menjaga ritme industri tekstil Bangladesh yang sempat tersendat akibat kerusuhan.
Kami tidak akan menoleransi upaya apa pun yang mengganggu rantai pasokan pakaian global, di mana kami adalah pemain kuncinya, kata Yunus.
Sebanyak 3.500 pabrik garmen di Bangladesh menyumbang sekitar 85% dari US$ 55 miliar ekspor tahunannya.
Yunus merupakan seorang ekonom dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian. Dirinya kembali dari Eropa bulan ini setelah ia dipilih oleh Presiden Mohammed Shahabuddin untuk memimpin pemerintahan sementara.